Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Didera Utang, BUMN Waskita Juga Rugi 5 Tahun Berturut-turut

Kompas.com - 06/08/2023, 19:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kondisi keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah dalam kondisi yang berdarah-darah. BUMN Karya ini tengah kesulitan untuk menyelesaikan utang-utangnya.

Beberapa kali, Waskita Karya melakukan pengajuan penundaan utang yang jatuh tempo. Selain itu, perusahaan juga harus wira-wiri ke pengadilan menghadapi serangkaian gugatan pailit dari para kreditur maupun perusahaan vendor (subkontraktor).

Mengutip Laporan Keuangan Konsolidasi Interim 30 Juni 2023 yang dipublikasikan perseroan, total utang Waskita Karya sudah mencapai Rp 84,31 triliun.

Rinciannya terdiri dari utang jangka pendek Rp 22,79 triliun yang harus segera dibayar dan utang jangka panjang yang jumlahnya Rp 61,51 triliun.

Baca juga: Diduga Memanipulasi Laporan Keuangan, Ini Respons Waskita Karya

Selain utang, perusahaan konstruksi pelat merah yang berkantor pusat di Cawang, Jakarta Timur ini juga terus mencatatkan rugi selama kurun waktu 5 tahun berturut-turut.

Dalam laporan keuangan kuartal II-2023, Waskita Karya juga mencatatkan rugi sebesar Rp 2,23 triliun. Sebelumnya, perusahaan ini juga tak pernah sekalipun untung sejak tahun 2019.

Dengan demikian, Waskita Karya sudah 5 tahun berturut-turut mencetak rugi. Berikut rugi berturut-turut yang diderita Waskita Karya sejak 2019 sebagaimana dikutip dari Financial Highligt yang dipublikasikan perseroan:

  • Semester I-2023: Rugi Rp 2,23 triliun
  • Tahun 2022: Rugi Rp 1,88 triliun
  • Tahun 2021: Rugi Rp 1,09 triliun
  • Tahun 2020: Rugi Rp 7,35 triliun
  • Tahun 2019: Rugi Rp 2,12 triliun

Baca juga: Wamen BUMN Buka-bukaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Nyaris Mangkrak

Kesulitan bayar utang

Masih mengutip Laporan Keuangan Konsolidasi Interim 30 Juni 2023 yang dipublikasikan perseroan, dari total kewajiban Rp 84,31 triliun, utang jangka pendeknya atau yang harus segera dibayarkan adalah Rp 22,79 triliun.

Misalnya saja untuk utang jangka pendek yang segera jatuh tempo kurang dari setahun, Waskita Karya harus membayar ke bank Rp 868,37 miliar, surat utang jangka menengah mendekati jatuh tempo Rp 250 miliar, dan paling besar berupa utang obligasi jatuh tempo Rp 6,566 triliun.

Bandingkan dengan asetnya yang berupa kas dan setara kas Waskita Karya yang hanya Rp 1,72 triliun. Artinya, kas yang dimiliki perusahaan sangat jauh dari cukup untuk membayar utang yang segera jatuh tempo.

Perusahaan memang tercatat memiliki total aset sebesar 96,32 triliun. Namun sebagian besar berupa aset tidak lancar yakni sebesar Rp 72,15 triliun. Sementara ekuitas (modal) perusahaan hanya Rp 12 triliun.

Baca juga: Derita Waskita: Terjerat Utang Jumbo, Duitnya Diduga Dikorupsi Berjemaah

Karena tak sanggup membayar pinjaman, Waskita Karya beberapa kali mengajukan penundaan bayar kepada para krediturnya melalui pengadilan.

Dugaan manipulasi laporan keuangan

Kementerian Badan Usaha Milik Negara beberapa waktu lalu juga mulai mencium aroma tidak sedap pada laporan keuangan perusahaan Waskita Karya dan Wijaya Karya.

Kecurigaan manipulasi laporan keuangan agar kinerjanya tampak baik itu dibeberkan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo. Padahal, kedua perusahaan itu juga berstatus perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baik Wika maupun Waskita, merupakan BUMN konstruksi yang selama ini kerap didera kesulitan keuangan. Kedua perusahaan juga menanggung utang menggunung, baik kepada para kreditur maupun para vendornya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com