Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ingatkan Kondisi Perekonomian Global Masih Lemah

Kompas.com - 11/08/2023, 15:14 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menyebutkan, kondisi perekonomian global masih lemah. Hal ini ditunjukkan dari data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur periode Juli 2023.

Data tersebut menunjukkan mayoritas negara yang dilakukan pencatatan mengalami kontraksi PMI manufaktur. Tercatat PMI manufaktur 72,7 persen dari negara yang dicatat berada di zona kontraksi, atau nilainya di bawah 50.

"Kita melihat kondisi perekonomian global masih menunjukkan kondisi yang lemah. Dilihat dari PMI manufaktur global yang dalam posisi kontraktif," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Agustus 2023, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Sri Mulyani: Penggunaan Uang Pajak Tidak Hanya dalam Bentuk Bangunan

Jika dilihat secara rinci, kelompok negara dengan PMI yang terkontraksi sebagian besar merupakan negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Prancis, Jepang, hingga Korea Selatan. Bahkan, PMI manufaktur China juga masuk ke dalam zona kontraksi, setelah pada bulan sebelumnya berada di zona ekspansi melambat.

"Artinya perekonomian dunia dicirikan dengan mayoritas negara kondisi kegiatan manufakturnya melambat," kata Sri Mulyani.

Di tengah pelemahan ekonomi global, PMI manufaktur Indonesia masih terjaga, cenderung menguat. PMI manufaktur Indonesia kembali tercatat meningkat menjadi 53,3, sehingga masuk ke zona ekspansi akselerasi.

Baca juga: Masyarakat Makin Kritis ke Ditjen Pajak, Sri Mulyani Janji Lakukan Perbaikan

Selain mengungguli negara maju, PMI manufaktur Indonesia juga lebih tinggi dari negara-negara tetangga. Sri Mulyani menyebutkan, PMI manufaktur Malaysia cenderung bergerak stagnan di level 47,9, sementara Vietnam menguat, namun masih berada di level 48,7.

"Hanya 18,2 persen (negara) yang PMI manufaktur ekspansi sekaligus menguat atau akseleratif, ini termasuk Indonesia, India, Filipina, dan Meksiko," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Bayar Pajak Harusnya Bisa Lebih Mudah dari Beli Pulsa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com