Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Tembus Rp 15.300, BI: Terpengaruh Sentimen Global

Kompas.com - 14/08/2023, 20:30 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tengah berada dalam tren pelemahan. Bahkan, pada Senin (14/8/2023) hari ini, kurs rupiah terhadap dollar AS menembus level Rp 15.300.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Arief Rachman mengatakan, pergerakan rupiah ke belakang terpengaruh oleh sentimen global. Hal ini terefleksikan dari data yang menunjukan, mayoritas mata uang asing lain juga terdepresiasi terhadap dollar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, mayoritas mata uang Asia lain memang terdepresiasi terhadap dollar AS, mulai dari yen Jepang (-0,08 persen), dollar Hong Kong (-0,06 persen), dollar Singpura (-0,16 persen), yuan China (-0,28 persen), ringgit Malaysia (-0,61 persen), hingga baht Thailand (-0,21 persen).

"Kalau kita lihat hari ini sangat terpengaruh kondisi global yang mengalami pelemahan semua," ujarnya, di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Baca juga: IHSG Berbalik Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.315 Per Dollar AS

Lebih lanjut, ia bilang, ketidakpastian global yang masih berlanjut menjadi penyebab dollar AS bergerak cenderung menguat belakangan. Sentimen ketidakpastian global juga berimbas kepada mata uang asing selain Asia.

"Secara global dan regional pergerakan melemah. Jadi rupiah pergerakannya masih sejalan dengan itu," katanya.

Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup melemah. Mata uang garuda ditutup pada level Rp 15.315 per dollar AS atau turun 96 poin (0,63 persen) dibandingkan sebelumnya Rp 15.219 per dollar AS.

Baca juga: Dollar AS Tembus Rp 15.300, Kemenkeu: APBN Kita Selalu Siap dengan Segala Gejolak

Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Senin pada level Rp 15.323 per dollar AS, atau melemah dari nilai tukar Jumat (11/8/2023) sebesar Rp 15.225 per dollar AS.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dollar AS tengah diminator oleh pasar, setelah rilis producer price index (PPI) AS meningkat. Data tersebut memberikan sinyal adanya lanjutan kenaikkan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

"Angka-angka ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan berikutnya bulan September 2023," ujar dia, dalam keterangannya.

Baca juga: Simpanan Masyarakat di Bawah Rp 100 Juta Naik, LPS Ungkap Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com