JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) terus mendorong program kerja sama penggunaan mata uang lokal masing-masing negara atau local currency transaction atau LCT dengan negara yang tergabung dalam ASEAN.
Direktur Departemen Internasional BI Iss Savitri Hafid mengatakan, belum semua negara ASEAN memiliki pemahaman yang sama terkait dengan program local currency transaction.
Oleh karenanya, BI memanfaatkan momentum keketuaan ASEAN Indonesia 2023 untuk mendorong kesepakatan bersama terkait pemahaman LCT antar negara anggota.
"Karena LCT ini belum semua negara ASEAN familiar, target kita tahun ini mainstreaming agar semua sepemahaman," ujar dia, dalam Media Briefing, di Jakarta, Senin (21/8/2023).
Baca juga: BI: Jangan Dianggap Uang Logam Kecil dan Tidak Berarti...
Lebih lanjut ia bilang, negara-negara ASEAN rencananya akan menyepakati High Level Principles (HLP) LCT Framework pada pertemuan high level meeting ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors kedua, Jumat (25/8/2023) mendatang.
Dalam HLP LCT framework itu dijabarkan poin-poin penting pendukung pelaksanaan kerja sama 'dedolarisasi' itu, seperti keterlebitan pemerintah, penunjukan bank settlement, hingga partisipasi pelaku usaha.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, nantinya negara-negara ASEAN akan lebih mudah melakukan pembahasan kerja sama LCT secara bilateral.
"Petanya adalah di Agustus menyepakati high level principal, awal tahun depan keketuaan Laos kita akan menyepakati framework-nya," tutur Iss.
Baca juga: Nasihat Gubernur BI buat Anak Muda: Kalau Lihat Uang, Matanya Jangan Ijo
Melalui perluasan LCT, BI berupaya untuk terus meminimalisir ketergantungan negara terhadap mata uang asing besar seperti dollar AS.
Apalagi transaksi dagang secara bilateral yang terjadi antara negara anggota ASEAN terus meningkat, sehingga dampaknya terhadap stabilitas keuangan masing-masing negara juga lebih baik.
"Tentu efek dia mengurangi ketergantungan pada dominan currency adalah sebarapa banyak negara ASEAN yang mau membuat kesepakatan," ucap Iss.
Sebagai informasi, melalui kerja sama LCT penyelesaian transaksi bilateral, seperti transaksi berjalan (current account transaction), investasi langsung, dan perdagangan antarkedua negara akan menggunakan mata uang lokal kedua negara.
Kerja sama tersebut merupakan salah satu strategi bank sentral untuk mengurangi ketergantunahan negara terhadap mata uang dollar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, dan CIMB Niaga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.