Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Negara Bersaing Pangkas Pajak hingga 0 Persen

Kompas.com - 16/09/2023, 09:56 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu perpajakan internasional menjadi salah satu bahasan utama dalam gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi, India beberapa waktu lalu. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani mengatakan saat ini muncul kompleksitas dan tantangan pemungutan pajak antar negara yang adil dan efektif. Penyebabnya tidak lain ialah globalisasi dan ekonomi digital yang membuat perusahaan beroperasi tanpa mengenal batas negara.

Oleh karenanya, semua negara berjuang untuk mencegah terjadinya penurunan basis pajak akibat praktik penghindaran pajak. Salah satu langkah yang dilakukan oleh sejumlah negara ialah dengan memangkas tarif pajak, guna meningkatkan kepatuhan pajak pelaku usaha.

Baca juga: Soal Usulan Judi Online Dikenakan Pajak, Pengamat: Itu Menyesatkan

"Persaingan antar negara dengan menurunkan tarif pajak bahkan hingga nol persen - telah menimbulkan dampak 'race to the bottom' yang makin menggerus basis pajak," kata Sri Mulyani melalui unggahan akun resmi Instagram-nya, dikutip Sabtu (16/9/2023).

Sementara itu, bendahara negara melanjutkan, negara berkembang menghadapi tantangan rumit dalam mengumpulkan penerimaan pajak. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh lemahnya kapasitas institusi, baik dari aspek kompetensi teknis maupun profesionalitas.

Padahal, pajak masih menjadi andalan negara untuk membiayai kebutuhan negaranya, mulai dari kebutuhan pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, kekuatan militer, hingga menjelajah ruang angkasa.

Baca juga: Daftar Lelang Mobil Sitaan Ditjen Pajak. Harga Mulai Rp 35 Juta

"Kebutuhan pembangunan sangat besar," ujar Sri Mulyani.

Oleh karenanya, dalam Deklarasi G20 Leaders - India disepakti pentingnya membangun sistem perpajakan internasional yang adil, berkelanjutan, dan modern sesuai kebutuhan perkembangan ekonomi saat ini.

Kesepakatan ini ditopang oleh dua pilar, yakni prinsip perpajakan yang adil melalui multirateral convention dan pencegahan perlombaan pemangkasan tarif pajak, dengan menerapkan minimum taxation agreement.

Baca juga: Kasus Faktur Pajak, DJP Sita Aset Tanah Pengusaha Hartanto Sutardja

"Para Menteri Keuangan G20 berjuang dan bersaing untuk menjaga kepentingan menjaga penerimaan pajak negaranya masing-masing, namun pada saat yang sama harus bekerja sama untuk mencegah penghindaran pajak global," tuturnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, Indonesia harus menguasai diplomasi perpajakan internasional dengan kompeten dan piawai dalam negoisasi. Pada saat bersamaan, Indonesia perlu membangun institusi pajak yang handal, dipercaya, profesional, dan bersih dari korupsi.

"Kerja sama dan sekaligus persaingan dunia ini harus kita kelola dan menangkan," ucapnya.

Baca juga: Punya 5 Strategi, Pemerintah Yakin Target Penerimaan Pajak di 2024 Tercapai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com