KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Membangun Rasa Percaya

Kompas.com - 07/10/2023, 08:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BILA kita membahas isu-isu dalam organisasi, sering kali kata “percaya” akan muncul ke permukaan. Trust atau rasa percaya memang dipandang sebagai hal esensial dalam suatu hubungan, mulai dari hubungan personal antarindividu, berkelompok, hingga hubungan individu dengan organisasi.

Umumnya, orang akan melihat ketidakpercayaan itu timbul akibat ucapan yang berbeda dengan kenyataan. Sebagai contoh, kita melihat sumber ketidakpercayaan adalah pihak yang menurut kita tidak bisa dipercaya.

Namun, ada pepatah “it takes two to Tango”. Penyebab hubungan saling tidak percaya juga bisa saja datang dari pihak yang memang sulit memercayai orang lain. Bisa karena pengalaman buruk pada masa lampau yang membuatnya menjadi skeptis dengan pihak lain atau bisa pula karena ia merasa dirinya lebih baik dari yang lain.

Banyak orang bilang, ketidakpercayaan itu akibat kurang komunikasi, sedangkan kita melihat bahwa hubungan dengan rasa saling percaya kuat justru membutuhkan komunikasi yang sangat minim. Cukup dengan sekali pandang ataupun sebuah gerakan kecil, pihak lain sudah dapat memahami dan merespons. Hal yang jelas, rasa saling tidak percaya satu sama lain akan menyebabkan rasa tidak nyaman.

Bagaimanakah kita mengembangkan rasa percaya ini dan memperkuat hubungan?

Rasa percaya dalam organisasi

Rasa percaya dalam organisasi lebih kompleks daripada rasa percaya antarindividu. Bila keterbukaan adalah dasar dari hubungan rasa saling percaya, sering kali kita merasa bahwa banyak hal yang tidak bisa terlalu dibuka dalam pekerjaan.

Setiap divisi memiliki agendanya masing-masing dan targetnya sendiri-sendiri, meskipun semua berada dalam satu organisasi. Namun, kecenderungan us vs them ini tidak mudah untuk dihilangkan.

Dengan pihak luar, kita bisa dengan mudah memutus hubungan bila merasa tidak lagi memiliki rasa percaya satu sama lain dan mengganggu kenyamanan. Sementara itu, ikatan hubungan dalam organisasi ibarat hubungan dalam keluarga, tidak mudah mendiskusikan masalah yang ada tanpa melibatkan emosi. Padahal, setiap hari kita harus berinteraksi dengan erat.

Ada tiga jenis rasa percaya dalam organisasi. Pertama, strategic trust, yakni rasa percaya atau keyakinan karyawan terhadap cara pengelola perusahaan mengambil keputusan-keputusan strategis, visi, dan kekuatan kompetensi organisasi.

Kedua, personal trust yang berupa keyakinan karyawan terhadap atasan atau rekan kerjanya, baik dari divisi yang sama maupun berbeda. Apakah mereka cukup bersikap adil satu sama lain dan mengutamakan kepentingan organisasi?

Ketiga, organizational trust, yakni rasa percaya individu terhadap organisasinya dan terhadap kemampuannya menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, kepercayaan terkait penghargaan organisasi atas kinerja individu-individu di dalamnya.

Walau tiga jenis rasa percaya itu terlihat berbeda, ketidakpercayaan di salah satu area akan memengaruhi area lain. Ketika bawahan merasa tidak percaya pada atasannya, bagaimana mungkin ia percaya bahwa organisasi akan menghargai kontribusinya?

Mencegah kemerosotan rasa percaya

Eileen Rachman.Dok. EXPERD Eileen Rachman.

Konsistensi, komunikasi yang jelas, dan keinginan untuk terbuka memang merupakan cara untuk membangun rasa percaya. Namun, ada banyak faktor psikologis lain yang perlu diperhatikan dalam lingkungan organisasi. Sebagai pemimpin, kita memang sebaiknya menyadari tindakan-tindakan tertentu yang berpotensi menimbulkan rasa tidak percaya anak buah kita.

Lingkaran komunikasi dalam WhatsApp Group yang awalnya bertujuan memudahkan komunikasi dapat menjadi bumerang ketika ada informasi yang disampaikan dalam kelompok yang satu tidak disampaikan pada kelompok yang lain. Padahal, ada pihak-pihak terkait juga di sana.

Ketidaksengajaan seperti itu mudah menumbuhkan suasana like and dislike serta rasa tidak percaya anak buah terhadap keadilan pimpinannya. Ketidakpercayaan ini berkembang cepat, seperti virus, melalui jalur-jalur komunikasi virtual menjadi ketidakpercayaan organisasi.

Terkadang, sikap toleran pemimpin juga bisa membuat rasa percaya menjadi kendur. Toleran terhadap standar yang sebenarnya sudah disepakati bersama dan menjadi kewajiban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dapat membuahkan sikap kurang respek karyawan pada pemimpin ataupun organisasi. Bahkan, karyawan bisa menilai aturan hanya dibuat untuk segelintir orang dan tidak untuk yang lain.

Rumor dan ganjalan perasaan yang tidak diperjelas itu dapat membuat rasa aman karyawan terganggu dan memberi pupuk pada benih-benih kecurigaan.

Apresiasi sebagai penghargaan atas hasil kerja anak buahnya pun perlu dilakukan dengan tepat. Pemberian pujian yang terkesan basa-basi dapat membuat anak buah meragukan ketulusan pemimpinnya.

Trust bersifat natural

Ada dua bagian otak yang bekerja sama untuk membangun rasa percaya dengan pihak lain. Pertama, bagian yang memungkinkan kita memahami pikiran orang lain. Dengan demikian, kita dapat memperkirakan tindakan orang lain ketika akan berkoordinasi dengan mereka.

Kedua, bagian yang memungkinkan kita untuk merasakan emosi orang lain, artinya kita dapat berempati dengan mereka.

Riset menunjukkan bahwa empati semakin menguat ketika otak mengeluarkan oksitosin yang dapat menurunkan kecemasan kita dan memotivasi kita untuk berhubungan dan membantu orang lain.

Artinya, ketika kita berinteraksi dengan orang baru, otak masing-masing pihak akan membentuk suatu skema tentang apa yang akan dilakukan oleh pihak lain dan mengapa. Di sinilah “permainan trust” itu terjadi. Apakah dia dapat kupercaya, apakah ia mempercayai saya?

Dopamin yang dihasilkan oksitosin akan membuat individu merasa senang dan nyaman sehingga rasa saling percaya terbentuk. Dengan demikian, kita dapat lebih mengerti dan menikmati hubungan dengan orang lain.

Berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa oksitosin ini bersifat menular timbal balik. Jadi, ketika kita merasa tidak dipercaya, tanyakan pada diri sendiri, apakah kita juga memercayai pihak lain.

Ketika kita ingin situasi berubah, hubungan berubah, mulailah dari diri kita sendiri. Pemimpin yang membuka diri untuk lebih memercayai anak buahnya akan mendapatkan hal yang sama dari anak buahnya.

Lantaran hal itu bersifat biologis, kita tidak dapat memanipulasi rasa percaya itu. Rancangan kata-kata yang memotivasi rasa percaya tak akan memicu oksitosin untuk bekerja. Jadi, ketulusan memang penting dan menjadi landasan dari hubungan saling memercayai ini.

 


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com