Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siswanto Rusdi
Direktur The National Maritime Institute

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), sebuah lembaga pengkajian kemaritiman independen. Acap menulis di media seputar isu pelabuhan, pelayaran, kepelautan, keamanan maritim dan sejenisnya.

Berebut Posisi Hub di Bumi Cendrawasih

Kompas.com - 09/10/2023, 16:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DENGAN kontur wilayah berbukit dan bergunung, Bumi Cendrawasih Papua tetap beruntung dari segi kepelabuhanan.

Sepanjang bentangan wilayah, bertaburan sejumlah pelabuhan yang lumayan kinclong performansinya.

Sebagian di antaranya, Pelabuhan Jayapura, berada di Provinsi Papua, dan Pelabuhan Sorong yang kini masuk dalam wilayah provinsi pemekaran Papua Barat Daya.

Saya kebetulan beroleh kesempatan mengunjungi kedua pelabuhan itu beberapa waktu lalu, sehingga dapat menyaksikan langsung denyut aktivitas mereka.

Kita mulai dengan Pelabuhan Jayapura terlebih dahulu. Data dari manajemen Terminal Peti Kemas (TPK) Jayapura mengungkapkan, hingga Agustus 2023, throughput atau total bongkar-muat mencapai 51.713 twenty-foot equivalent unit alias TEU.

Angka tersebut turun dibandingkan Agustus 2022 yang mencapai 62.007 TEU. Targetnya hingga akhir tahun nanti, kinerja arus peti kemas bisa mencapai 98.294 TEUs.

Menurut Manager Operasi TPK Jayapura Jems Yeffry Fonataba, penurunan ini disebabkan penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat di Papua.

Peti kemas yang dilayani di TPK Jayapura nantinya akan didistribusikan setidaknya ke 14 kabupaten dan satu kota di Papua yang mengandalkan pasokan bahan pangan maupun material melalui TPK Jayapura.

Di antaranya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Sarmi, Membramo Raya, Membramo Tengah, Jayawijaya, Lanny Jaya, Pegunungan Bintang, Puncak, Puncak Jaya, Tolikara, Yahukimo, Nduga, dan Yalima.

Sebanyak 99 persen dari barang-barang itu masih harus dikirim destinasi tadi dengan menggunakan pesawat, dan sisanya via jalur darat. Kondisi ini menyebabkan harga-harga barang di luar Jayapura jadi lebih mahal.

Sekarang kita simak fakta di Terminal Peti Kemas (TPK) Sorong yang berada di Kota Sorong, ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.

Kinerja TPK Sorong diklaim naik. Menurut Kepala Terminal, Herryanto, secara total, arus peti kemas pada 2021 tercatat mencapai 55.000 TEU, pada 2022 mencapai 46.000 TEUs, dan hingga September tahun ini sudah mencapai 36.000 TEU.

Ditambahkannya, peningkatan kinerja layanan ini terjadi sejak PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melakukan transformasi pascamerger dengan mengimplementasikan standardisasi sistem operasional pelabuhan.

Sebelumnya, belum ada perencanaan di TPK ini, karena begitu kapal sandar, kita dulu kerja apa adanya, dengan peralatan yang ada. Kalau kapal tiba, kita bekerja, kalau belum ya tidak bekerja, ungkapnya.

Kini, dari sisi Box Ship per Hour (BSH) sebelum melakukan transformasi per Agustus 2022 hanya sebanyak 17 boks, tetapi per Agustus 2023 sudah lebih cepat mencapai 30 boks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com