JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang terus aktif memperbanyak kolaborasi dalam membangun ekosistem digital sukses mendorong pertumbuhan jumlah nasabah perseroan dengan cepat.
Hingga akhir September 2023, bank digital ini sudah memiliki 9 juta nasabah. Itu termasuk nasabah funding pengguna aplikasi Jago yang telah tembus 7,4 juta.
Jumlah nasabah tersebut mengalami pertumbuhan sebesat 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang baru mencapai 5,3 juta nasabah. Artinya, Bank Jago berhasil menjaring 3,7 juta nasabah dalam setahun terakhir.
Baca juga: 35 Persen Nasabah Bank Jago Disumbang dari Ekosistem GoTo
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengungkapkan, sekitar 35 persen nasabah Bank Jago berasal dari kolaborasi dengan ekosistem strategis mereka, yaitu ekosistem GoTo (Gojek-Tokopedia).
"Pertumbuhan nasabah Bank Jago tidak terlepas strategi kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami selalu percaya, kolaborasi antara perusahaan financial technology dengan bank akan memberikan sesuatu yang positif kepada konsumen," kata dia, belum lama ini.
Arif bilang, ada hal-hal yang tak bisa dilakukan bank tapi digarap oleh fintech dan juga sebaliknya. Hal itu karena adanya regulasi yang membatasi keduanya. Sehingga kolaborasi adalah kata kunci untuk bisa memacu pertumbuhan.
Menurut Pengamat perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto, pertumbuhan pesat jumlah nasabah tersebut menjadi bukti bahwa masuknya bank Jago ke dalam ekosistem terbesar di GoTo akan memperluas jangkauan produk dan layanan perbankan digital kepada masyarakat di Indonesia.
Baca juga: Bank Jago Manfaatkan AI untuk Pendaftaran Rekening Nasabah
Di sisi lain konsumen ekosistem digital juga akan mendapat nilai tambah dalam hal keuangan di ekosistem digital yang mereka gunakan.
Ia menilai pertumbuhan nasabah 3,7 juta dalam setahun merupakan pencapaian luar biasa. Hal itu menurutnya pantas untuk diapresiasi.