Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Faisal Basri, Kereta Whoosh Balik Modal Bisa sampai 1 Abad Lebih

Kompas.com - 18/10/2023, 07:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, membeberkan perhitungan balik modal Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) setidaknya membutuhkan waktu 100 tahun lebih.

Ia pun membeberkan simulasi dengan hitungan super optimis, di mana hitungannya tersebut sudah mengesampingkan ongkos operasional dan tidak membayar bunga pinjaman.

Yang paling cepat saja, Faisal Basri memperkirakan untuk mengembalikan modal atau nilai investasi senilai di atas Rp 110 triliun dibutuhkan waktu 48,3 tahun.

Dalam skenario ini, Faisal mengasumsikan, kereta cepat yang memiliki kapasitas 601 tempat duduk di setiap rangkain selalu terisi penuh dan memiliki 36 kali perjalanan setiap harinya.

Baca juga: Hamburkan Miliaran Dollar, Proyek Kereta Cepat AS Kini Malah Mangkrak

Selain itu asumsi juga mempertimbangkan tarif tiket sebesar Rp 300.000. Adapun nilai investasi diasumsikan sebesar 8 miliar dollar AS, dengan kurs Rp 14.300 per dollar AS, sehingga nilai investasi setara Rp 114,4 triliun.

"Tapi kan ini janji surga, asumsi surga (balik modal Kereta Cepat Jakarta Bandung)," kata Faisal Basri dikutip pada Rabu (18/10/2023).

Berikutnya, apabila tempat duduk hanya terisi 75 persen, maka waktu yang diperlukan untuk balik modal tentu lebih lama yakni mencapai 64 tahun.

Dalam skenario lainnya, apabila hanya terdapat 30 perjalan setiap harinya, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung baru akan balik modal dalam 77,3 tahun.

Jika tarif kereta cepat diturunkan menjadi Rp 250.000, waktu pengembalian investasi pun semakin lama, yakni menjadi 92,7 tahun. Apabila kurs diasumsikan menjadi Rp 14.500 per dollar AS, butuh waktu 94 tahun untuk balik modal.

Baca juga: Daripada Bebani APBN, Inggris dan Malaysia Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak

"Sekarang rupiah Rp 15.700 per dollar AS, ganti aja Rp 14.500 jadi Rp 15.700, (pengembalian investasi) 100 tahun," kata Faisal.

Skenario terburuk

Dalam skenario terburuk, Faisal menyebutkan, break even point proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru akan tercapai dalam kurun waktu 139 tahun.

Skenario itu dibuat dengan asumsi tingkat okupansi sebesar 50 persen, jumlah perjalanan sebanyak 30 per hari, dan harga tiket Rp 250.000.

"Jika nilai investasi tetap, seat-nya kalau 50 persen tadi (balik modal) 139 tahun," ucap Faisal.

Baca juga: Biayanya Bengkak, Inggris Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak

Tudingan jebakan utang China

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan apabila dilihat dari beberapa indikasi, maka proyek KCJB sudah masuk dalam kategori jebakan utang (debt trap) China.

"Sudah masuk kategori jebakan utang. Pertama, indikasi proyek yang berbiaya mahal ditanggung APBN," beber Bhima ketika dikonfirmasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com