Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga BI Jadi 6 Persen, Ekonom: Pertumbuhan Kredit dan Ekonomi Akan Tertahan

Kompas.com - 20/10/2023, 06:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom berpendapat kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) bertujuan untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah.

BI memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 0,25 persen ke level 6 persen.

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, BI telah mempertimbangkan semua aspek sebelum memutuskan untuk mengerek suku bunga ke level yang lebih tinggi.

"Tentu saja ada konsekuensinya. Pertumbuhan kredit akan tertahan, demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi," kata dia kepada Kompas.com.

Namun demikian, secara keseluruhan dampak tersebut dipercaya akan baik untuk perekonomian.

Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Piter menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan oleh banyak faktor. Di satu sisi, mata uang dollar AS menguat di tengah gejolak global perang Hamas-Israel.

Sementara itu, suku bunga The Fed yang masih tinggi dan diyakini masih akan naik juga menjadi faktor lain.

"Semua ini jadi pertimbangannya BI," imbuh dia.

Lebih lanjut Piter menjelaskan, suku bunga yang naik akan mengerem pertumbuhan kredit dan investasi, tapi tak berarti akan berhenti total.

"Dampaknya juga tidak serta merta, ada time lag. Investasi juga tidak semata dipengaruhi oleh suku bunga," tandas dia.

Baca juga: Ini Alasan BI Akhirnya Kerek Suku Bunga Acuan ke 6 Persen

 


Sebagai informasi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.

Keputusan BI untuk mengerek suku bunga acuan setelah 8 bulan lamanya bertahan ialah dengan melihat perkembangan perekonomian global yang semakin tidak menentu, dan dampaknya ke pasar keuangan nasional.

"Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global," kata dia.

Baca juga: Rupiah Tertekan, BI Berpotensi Kerek Suku Bunga?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com