Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga BI Jadi 6 Persen, Ekonom: Harapannya Modal Asing Masuk, Rupiah Kuat

Kompas.com - 20/10/2023, 09:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom berpandangan, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dapat menarik aliran modal asing. Hal tersebut akan menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

BI memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 0,25 persen ke level 6 persen.

Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom CELIOS Nailul Huda menjelaskan, faktor yang memengaruhi penurunan nilai tukar rupiah adalah kenaikan suku bunga acuan.

"The Fed yang masih agresif dan ketidakstabilan pasar keuangan global mendorong pelemahan rupiah dan menghasilkan reaksi dari Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuannya juga," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik Dibayangi Konflik Timur Tengah dan Kebijakan Suku Bunga The Fed

Ia menambahkan, keputusan tersebut diambil untuk memberikan nilai tambah pemegang rupiah. Dengan begitu, nilai tukar tidak jatuh kembali.

"Harapannya ada capital inflow dan menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali," imbuh dia.

Meskipun dinilai dapat menghambat pelemahan nilai tukar rupiah, Huda bilang, dampak negatif dari kenaikan suku bunga acuan BI ini adalah meningkatnya biaya investasi (cost of investment).

Hal tersebut akan menyebabkan perlambatan perekonomian.

Baca juga: Strategi Perusahaan Bertahan di Era Suku Bunga Tinggi

Huda membeberkan, sektor riil akan terganggu dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Di sisi lain, pelemahan nilai tukar rupiah yang dibiarkan akan menyebabkan inflasi barang impor (imported inflation).

"Itu bagi bahan baku, penolong, dan modal, bisa berbahaya untuk industri kita," tandas dia.

Baca juga: Suku Bunga BI Jadi 6 Persen, Ekonom: Pertumbuhan Kredit dan Ekonomi akan Tertahan

 


Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan BI untuk mengerek suku bunga acuan setelah 8 bulan lamanya bertahan ialah dengan melihat perkembangan perekonomian global yang semakin tidak menentu, dan dampaknya ke pasar keuangan nasional.

"Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global," kata dia.

Baca juga: Suku Bunga BI Naik, IHSG Turun 1,18 Persen dan Rupiah Ambles ke Level Rp 15.815 Per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com