Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMGR Gunakan RDF dalam Produksi Semen, Atasi Persoalan Sampah

Kompas.com - 23/10/2023, 08:33 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung dalam pemanfaatan refuse-derived fuel (RDF) untuk mengatasi persoalan sampah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. 

Corporate Secretary SMGR Vita Mahreyni mengatakan, pihaknya terus mendorong kelestarian lingkungan melalui inisiatif pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan atau RDF.

Sebelumnya, SMGR juga sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah, seperti Aceh, Cilacap, DKI Jakarta, Banyumas dan pengelola sampah di Bali.

Baca juga: Hadapi Kemarau Panjang, SMGR Salurkan 906.000 Liter Air Bersih

Ilustrasi pengangkutan semen. SHUTTERSTOCK/HARYANTA.P Ilustrasi pengangkutan semen.

“TPST Sanggrahan akan menjadi TPST utama di Kabupaten Temanggung yang dapat menghasilkan 65 ton RDF setiap harinya. Kerja sama ini akan berlangsung selama tiga tahun," kata Vita dalam siaran pers, Senin (23/10/2023).

Vita menjelaskan, Pemkab Temanggung melalui TPST Sanggrahan akan mengirimkan RDF yang dihasilkan di TPST tersebut ke pabrik semen SBI di Cilacap untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif substitusi batu bara. 

Vita menambahkan, pemanfaatan RDF dalam produksi semen tidak hanya membantu mengatasi persoalan sampah yang kerap menimbulkan masalah lingkungan dan sosial, tetapi juga merupakan solusi untuk menurunkan emisi karbon yang menjadi penyebab pemanasan global dan perubahan iklim.

Lebih dari itu, pemanfaatan RDF juga membantu SMGR mendapatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi secara berkelanjutan melalui prinsip ekonomi sirkular.

Baca juga: Manfaatkan Cloud, SMGR Mampu Tekan Biaya Operasional IT hingga 40 Persen

“Kerja sama ini adalah bentuk dukungan Perusahaan kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah yang kerap menjadi permasalahan di berbagai wilayah di Indonesia. Kolaborasi antara pelaku industri dan pemerintah daerah ini penting untuk dilakukan untuk menciptakan nilai bersama (shared-value), serta menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim yang dampaknya sudah mulai dirasakan saat ini,” lanjut Vita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com