JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam menghadapi maraknya aksi penipuan atau fraud yang berpotensi merugikan nasabah dan industri perbankan secara keseluruhan, industri perbankan didorong untuk melakukan audit menyeluruh terhadap sistem teknologi informasi (TI).
Koordinator Indonesia Financial Watch (IFW) Abraham Runga Mali mengatakan, penipuan atau fraud pada industri perbankan memiliki dampak negatif yang signifikan. Selain kerugian finansial, fraud perbankan juga dapat merusak reputasi bank dan menyebabkan terganggunya kepercayaan nasabah.
“Ini dapat berdampak negatif pada bisnis perbankan dan pada tatanan perekonomian secara menyeluruh. Sehingga, perlu adanya adopsi praktik keamanan sistem perbankan yang kuat serta terus-menerus meningkatkan teknologi keamanan TI,” kata Abraham di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Baca juga: Bank DKI Bukukan Laba Bersih Rp 693,27 Miliar pada Kuartal III 2023
Dia mengungkapkan, langkah-langkah penting yang perlu diambil meliputi penerapan keamanan siber, sosialisasi keamanan sistem perbankan bagi nasabah, dan meningkatkan teknologi keamanan yang ada.
Chief Enterprise Business Officer PT Link Net Tbk, Agung Satya Wiguna menjelaskan, salah satu cara untuk mereduksi risiko fraud pada sistem perbankan adalah dengan melakukan penetration test.
“Penetration test bertujuan untuk menemukan kelemahan atau celah pada sistem yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku fraud. Penetration test memberikan manfaat signifikan pada industri perbankan,” jelas Agung.
Baca juga: Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri
Salah satu manfaat penetration test adalah peningkatan keamanan sistem dan data keuangan yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan. Agung bilang, dengan melakukan penetration test secara menyeluruh dan mengkonfirmasi keamanan sistem perbankan, nasabah akan merasa lebih nyaman dalam menggunakan layanan perbankan dan membagikan informasi keuangan mereka.
“Penetration test juga membantu dalam mengidentifikasi celah keamanan yang dapat digunakan oleh pihak yang tidak berwenang untuk pencurian identitas nasabah. Dengan mengamankan data identitas nasabah, bank dapat mencegah pencurian identitas dan penipuan keuangan,” kata dia.
Agung menambahkan, penetration test juga dapat membantu memenuhi tuntutan pasar, terutama di era layanan perbankan digital yang semakin dominan. Keamanan dan privasi yang baik dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi bank.
“Sebagai industri yang bergantung pada kepercayaan masyarakat, penetration test menjadi langkah yang mendesak dalam melindungi industri perbankan dari aksi fraud. Selain menjaga kepercayaan publik, langkah ini juga dapat menghindari kerugian lebih lanjut akibat fraud,” kata dia.
Baca juga: Apa itu Suku Bunga Acuan yang Diatur Bank Sentral?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.