Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Melesat, Harga Bitcoin Kembali Tembus Rp 500 Juta Per Keping

Kompas.com - 25/10/2023, 11:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin, terus merangkak naik. Bahkan, harga aset digital tersebut telah kembali menembus level Rp 500 juta per keping.

Dilansir dari data CoinMarketCap, harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran 34.100 dollar AS atau setara sekitar Rp 538,78 juta (asumsi kurs Rp 15.800 per dollar AS) pada Rabu (25/10/2023) pagi hari.

Jika dibandingkan dengan posisi pekan lalu, harga Bitcoin telah melesat sekitar 19 persen. Sementara itu, secara bulanan harga Bitcoin meningkat sekitar 30,33 persen.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, tren kenaikan Bitcoin ditopang oleh sentimen peluncuran exchange-traded funds (ETF) yang diperdagangkan di bursa AS. ETF yang merupakan instrumen investasi seperti reksa dana dengan menggunakan basis Bitcoin dinilai akan mendorong permintaan terhadap aset digital itu.

Baca juga: Bagaimana Prediksi Pasar Aset Kripto pada Kuartal IV 2023?

"Disetujuinya ETF Bitcoin ini memang sangat mempengaruhi pergerakan Bitcoin dan harga aset kripto lainnya. ETF Bitcoin juga dapat melahirkan arus modal baru ke crypto market yang dapat meningkatkan permintaan dari para investor ataupun trader," tutur dia, dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).

"Hal inilah yang mendorong kenaikan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya," sambungnya.

Selain dapat mendorong kenaikan harga, Oscar menyebutkan, adanya ETF Bitcoin juga dapat mendorong reputasi aset kripto. Pasalnya, instrumen investas itu dinilai dapat menghilangkan permasalahan terkait keamanan dan instabilitas market Bitcoin.

"ETF Bitcoin juga sangat mempengaruhi reputasi aset kripto, karena dampak dari ETF Bitcoin dapat bertahan lama. Salah satunya yaitu volatilitas yang lebih stabil dan berkelanjutan," katanya.

Baca juga: Strategi Investasi Kripto Jelang Tahun Politik

Sentimen positif terhadap Bitcoin juga datang dari fenomena halving day yang diprediksi terjadi pada tahun depan. Peristiwa di mana hadiah (reward block) dalam protokol kripto mengalami pengurangan sebesar setengah atau 50 persen itu dinilai akan mengurangi pasokan Bitcoin.

"Pada saat pasokan baru berkurang dan permintaan tetap tinggi bahkan meningkat, hal ini akan mendorong kenaikan harga Bitcoin," katanya.

Dengan melihat tren bullish Bitcoin, Oscar merekomendasikan investor untuk melakukan transaksi dengan cara dollar cost averaging (DCA) atau menyicil. Teknik ini dinilai selaras dengan kriteria investor yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu panjang.

"Indodax kini memiliki fitur baru untuk membantu para investor untuk berinvestasi dengan teknik dollar cost averaging (DCA) yang diberi nama investasi rutin," ucapnya.

Baca juga: IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com