Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Menimbang Visi Misi Koperasi Anies, Ganjar, dan Prabowo

Kompas.com - 29/10/2023, 08:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIGA calon presiden (capres) sudah daftar ke KPU dengan bawa visi-misi lima tahun mendatang. Ada Anies Baswedan bersama Muhaimin Iskandar. Kemudian Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Dalam visi-misi mereka, koperasi tak luput dari perhatian. Hanya saja bobot, kebijakan, program dan penekanannya berbeda-beda.

Koperasi relevan diperhatikan sebab anggotanya capai 29,44 juta orang. Mereka tersebar pada 130.354 koperasi aktif di berbagai kota/kabupaten.

Secara nasional total asetnya capai Rp 281,57 triliun (Kemenkop UKM, 2022). Sebagai pembanding, aset itu 40 kali lebih besar daripada seluruh perusahaan pinjaman online yang sering disorot masyarakat.

Selain fakta sosiologis itu, amanat konstitusi Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 tak bisa dilepaskan, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan”.

Prof. Dr. Maria Farida (2019), mantan Hakim Konstitusi, berpandangan bahwa penjelasan pasal itu, “…..Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi”, tetap berlaku.

Katanya sejauh pasal dan/atau ayat tidak alami perubahan, maknanya tetap merujuk ke penjelasan pra-amandemen. Artinya visi konstitusi ekonomi Indonesia tetap sama, memposisikan koperasi sebagai soko guru.

Lantas bagaimana pandangan para capres ke depan? Apa fokus perhatian, apa saja agenda dan seberapa besar komitmennya? Mari kita timbang satu per satu.

Bobot

Dokumen visi-misi capres beredar luas dan dapat dibaca publik. Paling tebal milik Anies, 140 halaman substansi.

Kata “koperasi” digunakan sebanyak 17 kali dalam seluruh dokumen atau 12,1 persen dari total halaman. Kemudian pada Ganjar, ada 6 kata koperasi dari 62 halaman atau 9,6 persen.

Terakhir Prabowo, hanya ada satu kata dari 81 halaman, atau 1,2 persen. Sekali lagi, hanya satu kata!

Jumlah penggunaan kata dapat menyiratkan seberapa besar perhatian masing-masing capres pada koperasi. Jadi pasangan Prabowo-Gibran dapat dikatakan paling rendah. Hal itu sangat ironis, sebab Prabowo punya jejak historis dengan koperasi.

Kakek Prabowo, yakni RM. Margono Djojohadikoesoemo, merupakan pembina koperasi di zamannya. Beliau juga menulis buku “Sepuluh Tahun Koperasi 1930-1940”, yang mengisahkan periode awal koperasi Indonesia.

Data, informasi dan ulasannya cukup kaya sehingga dirujuk banyak peneliti dan sarjana sampai sekarang. Buku itu dirilis Fadli Zon Library dan Prabowo memberi Kata Pengantar. Ia juga ikut merilis bukunya.

Namun, sayangnya justru Prabowo miskin artikulasi pembangunan koperasi di visi-misinya.

Lalu Ganjar dan Anies, sama-sama mantan gubernur. Keduanya pasti pernah bersentuhan langsung dengan koperasi.

Ditandai ada Dinas Koperasi dan UKM di Provinsi Jawa Tengah serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Provinsi DKI Jakarta.

Dari sisi statistik, anggota koperasi di Jawa Tengah lebih banyak daripada DKI Jakarta. Ada 8,52 juta anggota dengan aset Rp 50,71 triliun.

Sedangkan di DKI Jakarta, sebanyak 1,85 juta anggota dan asetnya capai Rp 36,44 triliun.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com