Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kimia Farma Apotek Bakal IPO pada 2025

Kompas.com - 01/11/2023, 14:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak usaha emiten farmasi BUMN PT Kima Farma Tbk (KAEF) yaitu Kimia Farma Apotek berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) dan menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Corporate Secretary KAEF Ganti Winarno Putro mengatakan, saat ini perusahaan telah melakukan persiapan terkait hal tersebut. Rencananya paling lambat IPO akan direalisasikan pada 2025.

“Semua masih disiapkan, belum sampai ke arah sana (izin), proyeksinya di 2025. Harus dipersiapkan dulu lah,” jelas Ganti kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: GOTO Batalkan IPO di Luar Negeri, Ini Sebabnya

“Harus dipersiapkan dulu lah. Kita kan harus liat kondisi perekonomian juga,” tambahnya.

Ganti mengatakan, tujuan dari IPO anak usaha Kimia Farma tersebut adalah untuk mengembangkan usaha. Dia bilang, dengan modal yang besar, maka pengembangan usaha untuk Kimia Farma Apotik bisa lebih baik lagi.

“Tujuannya untuk pengembangan, kalau dengan adanya dana dari luar kita pasti akan berkembang lebih baik,” ungkap dia.

Baca juga: Hingga Oktober 2023, BEI Catat 73 Perusahaan Lakukan IPO

Ganti mengungkapkan, saat ini Kimia Farma Apotek mendominasi pasar dengan jumlah cabang sebanyak 1.250. Namun, Ganti enggan memberikan gambaran lebih lanjut, mengingat belum ada detail kesepakatan dari rencana IPO tersebut.

“Market share Kimia Farma Apotek itu paling besar, hampir 1.250 saat ini. Karena memang belum ada data detail jadi kita belum bisa beri gambaran,” ujarnya.

Baca juga: Apa Kabar IPO Pupuk Kaltim dan PHE?

Adapun untuk rencana ekspansi, dia memastikan akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan dari ekspansi bisnis adalah untuk pengembangan yang berorientasi pada kebutuhan konsumen.

“Dari sisi kebutuhan, kita lihat pasarnya seperti apa. Kalau kita paksakan di Jawa itu kan sudah penuh semua, kita juga punya aplikasi kimia farma mobile, artinya kita mengembangkan diri untuk dekat dengan masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: Meski Sempat Tertunda, RedDoorz Targetkan Bisa IPO pada 2027

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com