JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Robert Rouw menyentil Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait insiden atap stasiun LRT Jabodebek dan kereta cepat Whoosh yang bocor pada Sabtu (4/11/2023).
Robert mengatakan, kedua proyek itu padahal baru diresmikan pada 28 Agustus dan 2 Oktober 2023. Namun, saat hujan deras pada Sabtu lalu, atap Stasiun LRT Cawang dan Stasiun Kereta Cepat Halim bocor.
"Ini proyek baru selesai, baru hujan sehari, ini belum masuk ke musim hujan itu sudah plafonnya jebol, airnya turun kaya air bah dari atas, ini apa ini?" ujarnya saat rapat kerja Komisi V dengan Kemenhub di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Baca juga: Viral Plafon Stasiun LRT Jabodebek Cawang Bocor, KAI: Sudah Mulai Diperbaiki
Robert melanjutkan, terlebih proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh ini molor dari target pengoperasian awal yang menyebabkan biaya pembangunannya bengkak.
Berdasarkan catatan Kompas.com, biaya pembangunan LRT Jabodebek bengkak dari Rp 29,9 triliun menjadi Rp 32,5 triliun atau terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar Rp 2,6 triliun.
Sementara itu, biaya pembangunan kereta cepat Whoosh bengkak menjadi 8 miliar dollar AS atau setara Rp 114,24 triliun, bertambah 1,9 miliar dollar AS (Rp 27,09 triliun) dari rencana awal sebesar 6,07 miliar dollar AS yang ekuivalen dengan Rp 86,5 triliun.
"Sedangkan kita tahu anggaran itu yang tadinya cuma berapa, ada pembengkakan anggaran di situ begitu besar tapi kualitas pembangunannya seperti itu," ucapnya.
Baca juga: Jumlah Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus Rekor Tertinggi, KCIC Tambah 4 Perjalanan di Akhir Pekan
Oleh karenanya, dia meminta agar Komisi V DPR RI secara khusus mengawasi operasional LRT Jabodebek dan kereta cepat Whoosh.
"Karena ini kami yang menyetujui anggarannya tapi hasilnya seperti itu, maka harus ada pengawasan," kata Robert.