Oleh: Gerry Marvinson, Salsabilla Ayundha Martsha Buana, Janice Atalie Leow, Azka Zukhrufa, dan Keni*
MELAMAR pekerjaan menjadi langkah penting bagi banyak individu yang berusaha memasuki dunia kerja atau mencari peluang baru dalam karier mereka.
Saat melamar kerja akan ada berbagai proses seleksi terlebih dahulu. Salah satunya adalah melalui "BI Checking" untuk memeriksa riwayat peminjaman dan kredit kandidat. Terutama pada pekerjaan di bidang akuntan.
"BI Checking" bukan merupakan syarat utama dalam penerimaan karyawan. Namun, bagi beberapa perusahaan "BI Checking" menjadi pertimbangan penting dalam menyeleksi calon karyawan.
Pembahasan tersebut berawal dari unggahan di akun X @worksfess pada Kamis (17/8/2023).
"Emang kalo BI checking kotor gabisa dapet kerja yaa:')? Bukan kotor karna nunggak bayar tapi karna ya punya paylater aja gituu:')," tulis pengunggah.
"Work! Halo kak tolong pencerahannya, nangis banget mikirin ini sampe bengep," tambahnya.
Bagi beberapa orang, pemeriksaan BI atau sering dikenal sebagai "BI Checking" menjadi penghambat dalam proses pelamaran pekerjaan. Satu faktor yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam "BI Checking" adalah riwayat gagal bayar paylater.
Paylater adalah salah satu layanan keuangan yang semakin populer belakangan ini, memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian barang atau jasa dan membayar nanti dalam periode waktu tertentu.
Layanan ini sering kali memiliki aturan dan persyaratan ketat. Jika seseorang gagal memenuhi kewajiban pembayaran mereka, maka dapat berdampak pada rekam jejak kredit mereka. Faktor ini dapat menjadi penghalang dalam proses pelamaran kerja.
Beberapa perusahaan melakukan "BI Checking" sebagai bagian dari proses seleksi karyawan mereka.
"BI Checking" adalah proses pengecekan dan penilaian terhadap rekam jejak kredit calon karyawan. Tujuan dari "BI Checking" adalah untuk memastikan bahwa calon karyawan adalah individu yang dapat dipercaya dan memiliki integritas dalam mengelola keuangan mereka.
Ketika seseorang memiliki riwayat gagal bayar paylater, ini dapat menjadi indikator bahwa mereka mungkin tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, atau mereka memiliki masalah finansial yang perlu diperhatikan.
Sebagai hasilnya, sejumlah perusahaan memilih untuk tidak melanjutkan proses perekrutan mereka dengan kandidat yang memiliki catatan kredit yang buruk.
Terdapat lima kategori skor kredit dalam "BI Checking", yaitu: