Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita UMKM Binaan HMSP, Lestarikan Tenun Bali yang Gunakan Bahan Alami

Kompas.com - 14/11/2023, 20:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perajin wastra Nusantara masih banyak tersebar di berbagai wilayah Tanah Air. Salah satunya adalah Artha Dharma, yang dirintis oleh Ketut Rajin sejak tahun 2002 bersama sang istri, Made Endang Erawati.

Artha Dharma, salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) kerap memamerkan berbagai produknya dalam gelaran pameran nasional maupun internasional.

Ketut menyebut, Artha Dharma merupakan upaya meneruskan warisan leluhur, berupa budaya menenun yang sudah berlangsung turun-temurun. Tak ingin budaya menenun punah jadi alasan Ketut merintis pusat pelatihan dan pengembangan tenun Artha Dharma di Desa Sinabun, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.

Baca juga: Ini Cerita Mama Sariat Tole, Seniman Kain Tenun Ikat Alor Berkualitas Ekspor

Ilustrasi penenun Bali, perajin tenun di Bali. SHUTTERSTOCK/ADI DHARMAWAN Ilustrasi penenun Bali, perajin tenun di Bali.

“Saat itu, melihat kondisinya, pertenunan di sini sudah mau punah. Jadi, saya berpikir bagaimana melestarikan budaya menenun supaya tidak punah,” kata Ketut.

Ia pun mulai membangun pusat pelatihan dan pengembangan tenun dengan memberikan pelatihan menenun kepada penduduk di Desa Sinabun. Mereka di antaranya terdiri dari para ibu rumah tangga dan anak muda putus sekolah yang belum memiliki pekerjaan.

Ratusan orang telah dibekali keterampilan menenun di Artha Dharma.

Artha Dharma tak hanya memberikan pelatihan terkait menenun, tetapi juga memproduksi berbagai produk tenun. Pertenunan Artha Dharma memproduksi kain tradisional Bali berupa kain endek dan kain songket dengan alat tenun konvensional untuk melestarikan budaya agar langgeng.

Baca juga: Gandeng Seniman Kain Tenun Ikat Alor, LPEI Berikan Pendampingan untuk Klaster Desa Devisa Tenun

Menurut Ketut, usahanya ini melibatkan para penenun yang tersebar di sekitar lokasi workshop. Sementara, yang terpusat dan terlibat dalam produksi Artha Dharma dari hulu ke hilir ada sekitar 30 orang.

Proses produksi di Artha Dharma berlangsung dari pengolahan bahan mentah hingga berwujud produk jadi. Ketut menjelaskan, ulat sutera yang menjadi sumber utama kain tenun dibudidaya secara mandiri.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com