Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pencurian, Perusahaan Ini Tak Lagi Pajang Parfum di Etalase

Kompas.com - 16/11/2023, 10:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan kecantikan asal Perancis Sephora tidak lagi memajang parfum di etalase toko imbas dari banyaknya pencurian. Parfum menjadi salah satu barang yang paling sering jadi sasaran pencurian.

Sebagai gantinya, rak parfum hanya diisi dengan sampel parfum. Untuk membeli, seorang pelanggan harus meminta staf toko mengambilkan stok baru.

Perusahaan menjelaskan, peningkatan kejahatan membuat Sephora melakukan hal tersebut. Padahal, parfum menjadi salah satu produk yang mendorong kesuksesan mereka.

Baca juga: Tepis Hoaks Perusahaan Asing, Le Minerale: Kepemilikan Kami 100 Persen Indonesia

Tak hanya mengunci produk parfumnya, Sephora juga menambah staf untuk mengurangi angka pencurian.

“Keselamatan dan keamanan karyawan dan pelanggan kami adalah prioritas utama kami,” kata perusahaan, dilansir dari CNN, Rabu (15/11/2023).

Sebenarnya, menaruh sampel parfum sudah dilakukan Sephora pada seluruh tokonya di Amerika Serikat (AS). Namun ternyata, sampel parfum tersebut juga menjadi sasaran pencurian.

Pakar kejahatan ritel Mark Skertic menjelaskan, parfum secara umum, dan khususnya parfum kelas atas yang dijual Sephora merupakan barang yang menjadi sasaran pencurian. Itu karena ada permintaan pasar dan dapat dijual kembali dengan cepat.

“Saya tidak menyangka, Sephora adalah jaringan ritel berikutnya yang mengunci produk karena pencurian," tutur dia.

Di AS, konsumen semakin banyak melihat toko-toko yang rutin berbelanja mengunci berbagai barang dagangan.

Beberapa barang yang kerap dikunci misalnya pasta gigi, deodoran, sampo hingga vitamin, kosmetik, bahkan pakaian dalam di dalam lemari.

Para ahli menerangkan, jenis pencurian paling berbahaya yang dihadapi pengecer adalah kejahatan ritel terorganisir atau ORC.

Baca juga: Daftar 15 Perusahaan dengan Gaji yang Bikin Karyawan Bahagia

Kejahatan itu melibatkan sekelompok orang dengan target toko yang menjual barang dagangan bernilai tinggi seperti elektronik, peralatan olahraga, kosmetik, pakaian wewangian, tas, dan sepatu.

Kelompok tersebut mencuri produk dalam jumlah besar dan kemudian menjualnya kembali di pasar sekunder, seperti eBay, OfferUp, dan Facebook Marketplace, atau bahkan kembali ke rantai pasokan yang sah.

Pengecer mengambil beberapa langkah untuk membuat toko mereka lebih aman, termasuk mengunci produk atau mengubah tata letak toko.

Baca juga: Pengusaha Ritel Risau Marak Seruan Boikot Imbas Sentimen Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com