JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam era perkembangan teknologi yang pesat, ada beragam aplikasi digital yang hadir untuk memenuhi kebutuhan. Transformasi digital menjadi pendorong utama di
balik kemunculan berbagai aplikasi ini.
Lama-kelamaan, setiap aspek kehidupan tampak memiliki aplikasi digitalnya sendiri. Seiring meningkatnya jumlah produk digital yang tersedia, pertanyaan mendasar pun muncul, yakni bagaimana sebenarnya proses pembuatan produk digital ini terjadi?
Kemudian, apakah setiap produk digital mampu memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik?
Baca juga: Bank Sentral Singapura Bakal Uji Coba Mata Uang Digital Tahun Depan
Banyak perusahaan konvensional kini berusaha mengadaptasi bisnis dan produk mereka untuk
tetap bersaing di era digital. Perusahaan rintisan (startup) S-Quantum Engine (SQE) tengah bekerja sama dengan Grup Sinarmas untuk digitalisasi bisnis unit perusahaan Sinarmas.
Yosua Nainggolan, Direktur Strategi SQE menjelaskan tahapan dalam pengembangan produk digital yang dilakukan SQE.
"Tahap penciptaan produk digital dimulai dengan riset yang teliti untuk mensintesis keinginan, tantangan, dan kebutuhan konsumen,” jelas Yosua dalam keterangan tertulis, Jumat (17/11/2023).
Di SQE, terang Yosua, tahapan riset merupakan sarana utama untuk mengenal pengguna secara lebih mendalam melalui beragam metode seperti pengujian, FGD (Focus Group Discussions), dan lainnya. Melalui riset yang cermat, SQE mengidentifikasi peluang yang mungkin terlewatkan oleh kompetitor.
Baca juga: PNM Gandeng Telkomsel untuk Perkuat Layanan Digital Nasabah
Penekanan pada kebutuhan personal pengguna merupakan nilai tambah yang selalu diusung SQE dalam pengembangan produknya.
Tahapan kedua menurut Yosua adalah strategi. Di SQE, tahap strategi ditekankan pada penggunaan data yang masif dan riset yang komprehensif.