Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Starbucks Bantah Donasikan Keuntungan untuk Israel

Kompas.com - 18/11/2023, 11:24 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Starbucks menjadi salah satu perusahaan asal Amerika Serikat yang menjadi sasaran boikot di sejumlah negara, termasuk di Indonesia, imbas konflik yang terjadi di Palestina.

Di balik seruan boikot, terdapat tujuan yang jelas: berhenti mendukung pihak-pihak yang terlibat dalam atau menormalisasi tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.

Adapun gerakan global boikot produk Israel secara global dikampanyekan dengan tajuk BDS (Boycott, Divestment, Sanctions). DBS merupakan salah satu inisiatif global yang menentang pelanggaran hak-hak Palestina oleh Israel.

Sejumlah pihak menuding, raksasa kopi asal Amerika Serikat itu memiliki keterkaitan dan mendukung pemerintahan Israel secara finansial.

Baca juga: Pantas Saja Israel Rakyatnya Makmur meski Tanpa Minyak, Apa Sebabnya?

Di Indonesia sendiri, waralaba Starbucks dimiliki oleh perusahaan lokal, PT Sari Coffee Indonesia yang sahamnya dikuasai PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP).

Selain itu, seruan boikot juga muncul setelah Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina.

Gugatan dilayangkan Starbucks, karena serikat pekerja dianggap menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.

Keputusan perusahaan untuk menempuh jalur hukum itu kemudian memicu gerakan boikot Starbucks di berbagai negara. Sebab, Starbucks dituding memberikan dukungan terhadap Israel yang tengah membombardir Jalur Gaza, Palestina.

Baca juga: Mengapa Uni Soviet dan Komunis Identik dengan Palu Arit?

Klarifikasi Starbucks Indonesia

Menanggapi berbagai tudingan yang disampaikan, manajemen Starbucks menyatakan, perusahaan tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan. Pernyataan ini disampaikan Starbucks lewat laman resminya.

"Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia," tulis Starbucks Indonesia di laman resminya, dikutip pada Sabtu (18/11/2023).

Manajemen juga menyatakan, Starbucks dan mantan presiden perusahaan, Howard Schultz, tidak pernah memberikan dukungan finansial kepada Israel.

Hal ini sebagaimana bentuk dari Starbucks yang merupakan organisasi non-politik. Pernyataan ini juga disampaikan dalam laman resmi perusahaan yang diperbaharui pada Oktober 2023.

Baca juga: Deretan Produk yang Paling Banyak Diimpor RI dari Israel

"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis Starbucks.

"Tidak. Ini sama sekali tidak benar (Starbucks pernah mengirimkan keuntungannya kepada pemerintah Israel atau IDF)," tegas pernyataan Starbucks.

Sebagai jaringan kopi yang waralabanya dipegang oleh perusahaan lokal Indonesia, Starbucks Indonesia menyatakan turut prihatin dengan situasi yang tak kunjung membaik di Palestina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com