JAKARTA, KOMPAS.com - Bank DKI mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan selama tiga tahun berturut-turut. Hingga September 2023, penyaluran kredit Bank DKI tumbuh 6,90 persen menjadi Rp 49,96 triliun dari sebelumnya Rp 46,73 triliun pada tahun lalu.
Melalui strategi ekpansi kredit, perseroan tetap mengelola risiko secara efektif serta melakukan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal
dengan menjaga rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Gross pada level 1,83 persen, dengan NPL Net sebesar 0,64 persen pada September 2023.
Atas upaya tersebut, Bank DKI juga menghimpun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp 63,66 triliun pada September 2023, atau tumbuh sebesar 4,45 persen dari sebelumnya Rp 60,94 triliun di September 2022.
Baca juga: Perkuat Literasi Keuangan Digital, Bank DKI Gandeng Pasar Jaya
Sehingga, berbagai pertumbuhan bisnis tersebut mendorong pertumbuhan total aset sebesar 3,99 persen dari semula sebesar Rp 75,24 triliun per September 2022, menjadi sebesar Rp 78,24 triliun per September 2023, seiring membukukan laba sebesar Rp 693,27 miliar pada periode yang sama.
Dalam hal pengelolaan keuangan di Bank DKI, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menyatakan, bersama tim manajemen, ia telah menyusun roadmap sebagai strategi guna mencapai visi kinerja keuangan secara berkelanjutan, dengan fokus pada 7 strategi utama.
Ketujuh strategi tersebut yakni peningkatan rentabilitas, menjaga likuiditas dan permodalan pada level aman, mengoptimalkan bisnis eksisting, mempersiapkan bank untuk meraih peluang bisnis baru, mendorong terciptanya ekosistem bisnis, serta mempersiapkan SDM yang berkompeten untuk
mendukung kinerja bisnis.
"Kinerja keuangan Bank DKI yang tumbuh selama tiga tahun terakhir juga tidak lepas dari implementasi Program Transformasi 5.0 yang dilakukan sejak tahun 2021," kata Romy dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).