Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dikenal sebagai Negara Agraris karena Apa?

Kompas.com - 22/11/2023, 11:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena secara ekonomi sangat bergantung pada sektor pertanian. Kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sangat besar.

Selain itu mengapa Indonesia disebut negara agraris juga karena penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani, terutama di kawasan pedesaan.

Mengutip Buku Menuju Indonesia Maju 2045 yang diterbitkan Universitas Gajah Mada, negara agraris adalah sebutan untuk negara yang penduduknya mayoritas bergantung pada sektor pertanian.

Mengutip data sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan sedikitnya terdapat 40,69 juta orang Indonesia yang bekerja di sektor pertanian.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Negara Agraris?

Alasan Indonesia dikenal sebagai negara agraris

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Beberapa faktor yang mendukung reputasi Indonesia sebagai negara agraris meliputi:

1. Luasnya lahan pertanian

Indonesia memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar, termasuk lahan subur di berbagai pulau. Hal ini mendukung beragam jenis pertanian mulai dari tanaman pangan hingga komoditas ekspor seperti kelapa sawit, karet, dan lainnya.

2. Keragaman iklim dan tanah

Alasan kedua mengapa Indonesia disebut negara agraris kedua adalah karena faktor geografisnya. Keanekaragaman iklim dan jenis tanah di Indonesia memungkinkan berbagai jenis tanaman tumbuh subur di berbagai wilayah.

Hal ini mendukung pertanian skala besar maupun kegiatan pertanian skala kecil yang melibatkan masyarakat lokal.

3. Peran pertanian dalam ekonomi

Sektor pertanian masih memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Meskipun sektor lainnya, seperti industri dan jasa, juga berkembang pesat, namun sebagian besar penduduk Indonesia masih bekerja di sektor pertanian.

4. Kontribusi terhadap ekspor

Produk pertanian Indonesia, seperti minyak kelapa sawit, kopi, karet, dan produk pertanian lainnya, memiliki peran signifikan dalam ekspor negara ini. Oleh karena itu, pertanian memiliki dampak langsung terhadap perekonomian nasional.

5. Ketergantungan penduduk lokal

Di banyak daerah di Indonesia, terutama di pedesaan, masyarakat masih sangat bergantung pada pertanian sebagai sumber penghasilan utama.

Baca juga: Ironi Indonesia, Negara Agraris yang Terus-terusan Impor Beras

Pertanian juga sering kali menjadi bagian integral dari kehidupan dan budaya lokal. Itulah beberapa faktor mengapa Indonesia disebut negara agraris.

Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan waktu, Indonesia juga mengalami transformasi ekonomi yang melibatkan sektor industri dan jasa.

Namun, sektor pertanian tetap menjadi elemen penting dalam identitas ekonomi dan sosial negara ini.

Ada beberapa alasan mengapa mengapa Indonesia disebut negara agraris. Pertama Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena dominannya sektor pertanian pada perekonomian negara.KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Ada beberapa alasan mengapa mengapa Indonesia disebut negara agraris. Pertama Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena dominannya sektor pertanian pada perekonomian negara.

Baca juga: Ironi Negara Agraris, Harga Pangan di RI Tertinggi Se-ASEAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com