JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kembali menyentil pihak-pihak yang masih meragukan fokus hilirisasi Indonesia.
Menurut Bahlil, proses pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai menjadi penting bagi perekonomian Indonesia, sebab menciptakan nilai tambah yang besar.
"Jadi kalau ada hari ini yang mengatakan hilirisasi adalah jalan yang keliru, saya ingin mengatakan bahwa yang bicara itu otaknya yang keliru," kata dia, dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023, di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Baca juga: Ganjar: Hilirisasi Seolah-olah Hanya Nikel, Pemahamannya Belum Tuntas
Oleh karenanya, Bahlil menegaskan, Kementerian Investasi terus berfokus untuk mengejar penanaman modal di Tanah Air yang berorientasi kepada hilirisasi.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, nilai investasi hilirisasi sudah mencapai Rp 266 triliun pada periode Januari-September 2023, setara dengan 25,3 persen dari total realisasi investasi nasional.
"Arah kebijakan ke depan hilirisasi menjadi bagian terpenting yang tidak bisa kami kasih kendor, kepala DPMPTSP, bupati, gubernur adalah benteng pertahanan terdepan untuk menjaga investasi hilirisasi," ujar Bahlil.
Baca juga: Jokowi: Presiden Selanjutnya Jangan Hentikan Hilirisasi
Baca juga: Janji Ekonomi Anies-Imin: 15 Juta Lapangan Pekerjaan Baru, KPR Bersubsidi hingga Hilirisasi
Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo menyebutkan, hilirisasi merupakan salah satu dari tiga fokus arah investasi Indonesia ke depan, sebab mampu menciptakan nilai tambah dari bahan baku.
Orang nomor satu RI itu mencontohkan, nilai ekspor komoditas nikel sebesar 3,3 miliar dollar AS pada 2017, namun setelah dilakukan pengolahan, nilai ekspor komoditas nikel mencapai 33,8 miliar dollar AS pada 2022.
"Lompatannya berapa berarti? Melompat sangat tinggi sekali, itu baru 1-2 turunan," ucap Jokowi.
Baca juga: Prabowo Mau Lanjutkan Hilirisasi 21 Komoditas, Bakal Siapkan Insentif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.