Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT: Kecelakaan Moda Penerbangan pada 2023 Meningkat

Kompas.com - 15/12/2023, 06:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, kecelakaan yang terjadi pada moda penerbangan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Hal itu berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan KNKT sepanjang 2023.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebut, pada moda penerbangan ada 7 kasus kecelakaan dan 13 kejadian serius dengan jumlah investigasi kategori runway excursion yang mendominasi.

"Dari moda penerbangan, memang untuk kecelakaan jumlahnya secara statistik sudah menurun. Namun kalau dibanding tahun sebelumnya memang ada kenaikan sedikit," ujarnya saat konferensi pers Capaian Kinerja KNKT Tahun 2023 di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Pelita Air Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta-Sorong Setiap Hari, Simak Jadwalnya

Ia mengungkapkan, kecelakaan penerbangaan umumnya terjadi di daerah pegunungan, terbanyak di Papua. Sementara kecelakaan di daerah lainnya sudah cukup berkurang.

Adapun insiden pesawat Cessna C208B yang menabrak gunung di Papua, dan Boeing 737 yang mengalami kejadian tail strike sebanvak 4 kali meniadi kejadian paling menonjol sepanjang tahun 2023.

Menurut Soerjanto, berdasarkan hasil investigasi, terdapat beberapa kejadian kecelakaan penerbangaan yang sama persis dengan kejadian sebelumnya.

Dia bilang, hal ini terjadi karena banyak pekerja di sektor penerbangan tidak mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan sebelumnya, sehingga mengulangi kesalahan yang sama.

Ia mencontohkan, seperti pada kasus yang pernah dialami maskapai Adam Air pada 2006 lalu dengan jenis pesawat Boeing 737-300. Di mana penerbangan dengan rute Jakarta ke Makassar, Sulawesi Selatan itu 'nyasar' dan harus mendarat darurat di Bandara Tambolaka, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Mereka tidak memahami seperti kejadian kenapa Adam Air dulu sampai ke Tambolaka segala macam, kenapa pesawat Adam Air dulu mengalami kecelakaan. Ternyata, baik di kalangan teknik maupun kalangan pilot, banyak yang belum mengetahui secara jelas apa yang menjadi penyebab," ungkap Soerjanto.

Pesawat tergelincir di Intan Jaya, Kamis (7/12/2023) pagi. (Polda Papua) Pesawat tergelincir di Intan Jaya, Kamis (7/12/2023) pagi. (Polda Papua)

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Menko Airlangga: Tidak Ada Pilihan Lain, Indonesia Negara Kepulauan

Maka dari itu, untuk mencegah kecelakaan yang berulang di masa depan, maka KNKT bersama stakeholder lainnya membentuk safety committee baik di sisi operasi maupun teknik, sehingga para pekerja di sektor penerbangan bisa berdiskusi dan mempelajari kasus-kasus kecelakaan penerbangan terdahulu.

"Seperti juga kecelakaan Max 8, kecelakaan Sriwijaya, Air Asia, dan kecelakaan yang lain-lain. Sehingga mereka bisa melakukan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama," imbuh dia.

Adapun pada moda penerbangan, KNKT tercatat telah menyelesaikan 13 laporan awal, 5 laporan akhir, dan memberikan 11 rekomendasi yang ditujukan kepada otoritas penerbangan sipil Indonesia, operator pesawat udara, penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan dan operator bandara.

"Terkait kejadian-kejadian ini, KNKT telah berkoordinasi dengan operator pesawat udara untuk melakukan tindakan perbaikan," kata Soerjanto.

Angkutan jalan

Sementara itu, pada moda lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ), KNKT mencatat terjadi penurunan angka kecelakaan yang semula berjumlah 18 kasus di 2021 dan 15 kasus di 2022, serta pada 2023 ada 7 kasus.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com