Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Nasir
Dosen

Dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jember

Macan Sistem Pembayaran ASEAN

Kompas.com - 20/12/2023, 13:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEMAJUAN teknologi telah merevolusi berbagai aspek kehidupan manusia, mengubah secara mendasar lanskap transaksi dan mekanisme pembayaran.

Di era digitalisasi ini, sistem pembayaran yang lancar dan saling terhubung mempunyai peran penting dalam mempercepat perdagangan dan mendorong ekspansi ekonomi, khususnya di seluruh ASEAN.

Dengan merangkul 10 negara anggota, yang masing-masing memiliki karakteristik teknologi dan peraturan berbeda, ASEAN berada di ambang peluang besar, siap untuk memperkuat kolaborasi dan mendorong kemakmuran ekonomi di kawasan melalui peningkatan konektivitas sistem pembayaran.

Dengan jumlah penduduk hampir 670 juta jiwa, Asia Tenggara memiliki potensi yang cukup besar. Khususnya, terjadi pertumbuhan pesat dalam penetrasi internet.

Pengguna internet di enam negara Asia Tenggara mengalami peningkatan sebesar 40 juta pengguna (10 persen) pada 2021, dengan perkiraan peningkatan tambahan sebesar 20 juta pengguna (5 persen) pada 2022.

Jumlah besar pengguna internet berkontribusi terhadap pangsa pasar yang signifikan bagi ekonomi digital, diproyeksikan mencapai 194 miliar dollar AS pada 2022. Angka ini diproyeksikan akan semakin meningkat menjadi 330 miliar dollar AS pada 2025.

Meskipun pembayaran tunai masih dominan di ASEAN, yaitu sebesar 60 persen pada 2019, prediksi dari Bank Indonesia menunjukkan penurunan untuk transaksi tunai dalam jangka pendek maupun panjang.

Perkiraan dengan potensi pertumbuhan tertinggi, masing-masing sebesar 24 persen dan 6 persen pada 2025, berkaitan dengan kartu dan dompet digital.

Peralihan dari ketergantungan uang tunai ke pembayaran digital akan semakin cepat; oleh karena itu, mendukung dan memanfaatkan potensi ini sangat penting bagi kemajuan regional.

Inti dari upaya mendorong konektivitas pembayaran adalah pentingnya mengatasi hambatan yang disebabkan oleh kesenjangan teknologi dan peraturan di masing-masing negara.

Infrastruktur dan sistem pembayaran yang berbeda, baik dari segi teknologi dan peraturan, ditemukan di negara-negara tersebut.

Heterogenitas ini menimbulkan kompleksitas pada tugas mengintegrasikan dan menjalin koneksi untuk transaksi lintas batas.

Untuk mewujudkan konektivitas sistem pembayaran yang lancar dan efisien di seluruh lanskap ASEAN, harmonisasi peraturan di antara negara-negara anggota merupakan upaya penting.

Untuk mengatasi tantangan seputar konektivitas sistem pembayaran di ASEAN, negara-negara anggota harus bersatu dan berkolaborasi sebagai komunitas.

Semangat ASEAN yang menekankan kesatuan sebagai “ASEAN one community, one destiny” harus diperkuat untuk memastikan terwujudnya kolaborasi dalam sistem pembayaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com