Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Targetkan Pertumbuhan Ekonomi RI Rata-rata 6 Persen hingga 2030

Kompas.com - 22/12/2023, 12:38 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat rata-rata 6 persen hingga 2030.

Luhut mengatakan, hal tersebut dapat membawa Indonesia menjadi negara maju sebelum 2045.

"Jika menjadi negara dengan income tinggi harus tumbuh di atas 6 persen, sekarang kita masih di 5 persen," kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual Kemenko Marves bertajuk "Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas 2045", Jumat (22/12/2023).

Dalam paparan Kemenko Marves disebutkan bahwa untuk menjadi negara maju sebelum 2045, pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen tidak cukup.

Baca juga: Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi Seperti Mendaki Gunung, Inflasi Jadi Hujan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus meningkat rata-rata 6 persen hingga 2030 sehingga Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita mencapai 10.000 triliun dolar AS.

Namun, tanpa adanya upaya transformatif yang berkelanjutan, PDB per kapita Indonesia 2030 rata-rata hanya di kisaran 8.000 triliun dolar AS.

"Ini sebabnya kami menyiapkan semua ini dan melaporkan kepada presiden karena presiden ingin Indonesia itu masuk projectory ini, tapi kan enggak segampang itu," ujarnya.

Baca juga: Ekonom: Penyaluran Kredit Harus Naik 20 Persen agar Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat mengatakan, apabila Indonesia gagal meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam 5-10 tahun ke depan, demografi akan menjadi beban.

Sebab, kata dia, jumlah lapangan kerja untuk usia produktif tidak banyak tercipta.

"Demograsi tidak menjadi bonus, tetapi menjadi beban karena tidak cukup terciptanya lapangan kerja bagi penduduk usia produktif," kata Firman.

Baca juga: Proyeksi Isu Ekonomi Debat Cawapres 22 Desember, dari Pertumbuhan Ekonomi sampai Penerimaan Pajak


Terakhir, Firman mengatakan, Indonesia harus mencatat 60 juta lapangan kerja yang layak agar dapat 80 persen penduduk dalam kondisi aman secara finansial.

"Kuncinya 5 tahun ke depan, kalau kita tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen selama 5-10 tahun ke depan maka ke belakang kita butuh pertumbuhan yang lebih tinggi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com