Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Penemuan Cadangan Gas Bumi Jumbo di Andaman, SKK Migas Targetkan 2028-2029 Sudah Produksi

Kompas.com - 29/12/2023, 15:13 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan dua sumber gas besar atau "giant discovery" di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatera, jelang akhir tahun membawa harapan besar pada gas sebagai energi andalan masa depan Indonesia.

Untuk itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong percepatan proses agar temuan tersebut dapat segera dioptimalkan.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis (28/12/2023).

“Mayoritas investor migas yang hendak melakukan ekplorasi akan memilih wilayah kerja yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan,” ujar Benny.

Baca juga: Temuan Cadangan Gas di South Andaman, SKK Migas: Masuk 3 Besar Dunia

Benny berharap dengan temuan ini, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan.

Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business).

“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik, artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” ujar dia.

Setelah penemuan ini, Benny mengharapkan, adanya percepatan proses menuju onstream atau prosea produksi. Ia menargetkan, jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream.

“Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD) dan di 2028-2029 sudah onstream,” kata dia.

Baca juga: Temuan Cadangan Gas Raksasa di Kaltim Dinilai Dapat Mendorong Investasi Migas di RI

Di sisi lain, Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab yang merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Wilayah Kerja (WK) South Andaman menyebutkan, setelah penemuan ini mereka akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama.

Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali mengatakan penemuan ini merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam mendukung target produksi Indonesia tahun 2030 yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.

“Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” ujar dia.

Abdulla mengakui, dalam beberapa tahun belakangan, banyak perbaikan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal kepastian hukum dan fiscal term.

Menurut dia, saat ini, pemerintah sudah melonggarkan dan memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.

“Indonesia menjadi salah satu investasi kami mengingat besarnya potensi yang ada, terutama dalam hal energi yang bersih seperti gas bumi, sejalan dengan strategi perusahan dalam mendukung transisi energi “ kata dia.

Baca juga: Temuan Cadangan Gas di RI Besar, Ini Upaya Badak LNG Memonetisasinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com