Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Nugroho SBM
Dosen Universitas Diponegoro

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang

Inflasi Tinggi Hari Raya

Kompas.com - 03/01/2024, 08:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETIAP perayaan hari-hari raya – antara lain saat perayaan Natal dan Tahun Baru - selalu ada penyebab inflasi tertinggi di Indonesia. Penyebab inflasi tertinggi itu adalah dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti pada Desember 2023 (month to month atau MoM) saat perayaan Natal dan kemungkinan sampai Tahun Baru Januari 2024, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,07 persen (antaranews.com, 2/2/2024).

Sementara pada Desember 2022, angka inflasi untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih tetap tertinggi, yaitu mencapai 1,57 persen.

Pada Desember 2021, sebesar 1,61 persen dan pada Desember 2020 sebesar 1,49 persen.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang inflasinya tertinggi setiap hari-hari raya khususnya pada Desember antara lain cabai merah, bawang merah, tomat, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Dalam komponen penghitungan inflasi kelompok komoditas tersebut disebut sebagai kelompok volatile foods atau makanan yang harganya cenderung sering bergejolak yang mayoritas adalah komoditas pertanian.

Ada beberapa sebab mengapa kelompok komoditas makanan, minuman, dan tembakau selalu inflasinya tertinggi saat Desember pada saat Natal dan Tahun Baru.

Pertama, konsumsi komoditas-komoditas tersebut pada saat hari-hari raya melonjak drastis. Sementara itu di sisi lain stok atau persediaan atau penawarannya tak bisa segera mengimbangi kenaikan permintaannya.

Maklum sebagian besar komoditas tersebut adalah komoditas pertanian yang tidak bisa dipaksa peningkatan produksinya dalam waktu singkat.

Dalam hukum ekonomi, jika permintaan meningkat, tetapi penawarannya tetap, maka harga akan naik atau terjadi inflasi di kelompok makanan, minuman, dan tembakau ini.

Kedua, adanya spekulasi yang dilakukan oleh para spekulan di komoditas ini. Spekulasi itu dilakukan dengan cara mempermainkan distribusinya.

Artinya para spekulan sengaja menahan komoditas itu sehingga mengurangi stok atau penawaran di pasar.

Hal tersebut menyebabkan permintaan lebih besar dari penawaran sehingga harga naik atau terjadi inflasi di kelompok komoditas makanan, minuman, daan tembakau.

Ketika harga sudah naik, maka para spekulan itu akan menjual komoditas yang ditahannya.

Ketiga, pemerintah kurang siap mengantisipasi secara cepat lonjakan permintaan komoditas yang termasuk dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com