Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kecelakaan Kereta Api Terbesar Indonesia dan Korban Jiwa Terbanyak

Kompas.com - 05/01/2024, 15:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kecelakaan kereta api (KA) kembali terjadi di Indonesia. Kecelakaan ini melibatkan antara Kereta Api Turangga dan Kereta Commuterline Bandung Raya (Baraya) pada Jumat (5/1/2024) pagi sekitar pukul 06.03 WIB di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dilaporkan ada empat korban meninggal dunia, mereka adalah masinis, asisten masinis, dan pramugara.

Tidak ada korban jiwa yang menimpa penumpang. Dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA Commuterline sebanyak 191 penumpang, ada sekitar 22 penumpang yang luka ringan dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat, untuk mendapat perawatan.

Tragedi kecelakaan kereta api terbesar di Indonesia

Kecelakaan adu banteng antar-dua lokomotif kereta api yang baru-baru ini terjadi mengingatkan banyak orang pada peristiwa maut di Bintaro, pada tahun 1987 (Tragedi Bintaro 1987).

Baca juga: Imbas Kecelakaan KA Turangga, Penumpang Bisa Refund Tiket 100 Persen

Kecelakaan kereta api di Bintaro ini disebut sebagai kecelakaan kereta paling fatal di Indonesia. Sebanyak 156 orang meninggal dan 200-an orang lainnya luka-luka akibat kejadian Tragedi Bintaro 1987 tersebut.

Kecelakaan dengan jumlah korban terbanyak di Tanah Air sejatinya adalah tragedi maut Kereta Api Padang Panjang di Sumatera Barat dengan korban meninggal 200-an orang. Namun kejadiannya terjadi pada 1944 atau sebelum berdirinya republik ini.

Mengutip arsip Harian Kompas, kondisi jalur kereta sepanjang Jakarta menuju Merak Banten pada waktu itu masih belum jalur rel ganda, alhasil masih digunakan bergantian untuk arah yang berlawanan. Lokasi kecelakaan berada setelah tikungan sehingga pandangan masinis tidak bisa melihat jauh.

Rangkaian KA 225 dari Rangkasbitung melaju ke Stasiun Jakarta Kota dalam kondisi penuh penumpang, bahkan hingga berdiri di luar lokomotif dan bergantungan di pintu-pintu gerbong mengingat para penumpang banyak yang berangkat untuk bekerja.

Dari arah berlawanan, muncul KA 220 dari Tanah Abang Jakarta menuju ke Merak yang juga sarat akan penumpang. 

Baca juga: KNKT Bentuk Tim Investigasi Terkait Kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya

Masinis dari masing-masing kereta api tidak mengetahui bahwa kereta mereka melaju di rel yang sama.

Terjadinya Tragedi Bintaro 1987 yang menewaskan ratusan orang ini disebabkan oleh kelalaian petugas. Ada kesalahpahaman Kepala Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 dengan tujuan Jakarta Kota.

Kereta itu sudah melaju sampai ke Stasiun Sudimara tanpa lebih dulu dicek bagaimana kondisinya. Saat itu, tiga jalur kereta api yang berada di Stasiun Sudimara penuh akibat kedatangan KA 225, sementara jalur lainnya di Stasiun Sudimara ditempati kereta barang.

Di sisi lain, KA 220 di Stasiun Kebayoran juga diberangkatkan tanpa ada komunikasi dengan Stasiun Sudimara. Belakangan baru diketahui petugas di Stasiun Sudimara kalau ada kereta dari arah Kebayoran yang menuju ke Sudimara.

Kondisi ini yang kemudian memaksa juru langsir di Sudimara memindahkan lokomotif KA 225 menuju ke jalur tiga.

Nahasnya, sang masinis tidak melihat tanda dari juru langsir karena keramaian jalur kereta saat itu dan memutuskan untuk tetap berangkat. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com