Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Impor 3 KRL Baru Tahun Ini, KCI Jajaki 5 Perusahaan Manufaktur Luar Negeri

Kompas.com - 11/01/2024, 15:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter (KCI) tengah melakukan penjajakan dengan 5 perusahaan manufaktur kereta api untuk mengimpor 3 KRL baru untuk memenuhi kebutuhan armada tahun ini.

Pasalnya, tahun ini KCI akan melakukan retrofit 4 KRL lama ke PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.

Direktur Utama PT KAI Commuter Indonesia Asdo Artriviyanto mengatakan, ada 5 perusahaan manufaktur yang produk KRLnya sesuai dengan prasarana di Indonesia.

Baca juga: Tabrakan KA Turangga-KRL Bandung Raya, KAI: 4 Petugas KA Meninggal Dunia

Adapun 5 perusahaan manufaktur tersebut berasal dari beberapa negara, salah satunya Jepang. Nantinya KCI hanya akan mengimpor dari salah satu perusahaan tersebut.

"Kita ada 5 manufaktur yang sudah kita lihat spesifikasinya itu kurang lebih bisa masuk prasarana di Indonesia," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Pusat KCI, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Dia menjelaskan, KCI didampingi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam memilih perusahaan manufaktur yang spesifikasi KRLnya sesuai dengan prasarana di Indonesia.

"Kita ada pendampingan dari DJKA terkait spek supaya tidak salah dan disesuaikan dengan prasarana di sini mulai dari listrik aliran atasnya, treknya, lebar keretanya, dan belum spek-spek secara teknis detail yang harus sesuai dengan kondisi prasarana di sini," jelasnya.

Selain itu, KCI juga akan menyeleksi kelebihan dan kekurangan KRL dari masing-masing perusahaan manufaktur tersebut, terutama dari sisi harga barang.

Sebab, anggaran untuk membeli 3 KRL baru ini berasal dari penyertaan modal negara (PMN) yang disalurkan melalui induk usaha KCI yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Masih Dibayangi Utang China, Tenornya Jadi Lebih Panjang

Asdo bilang, total PMN yang akan diterima KCI sebesar Rp 5 triliun. Namun PMN ini tidak hanya untuk membeli 3 KRL baru dari negara lain tetapi juga untuk peremajaan (retrofit) dan membeli KRL baru dari INKA

Selain dari PMN, KCI juga akan melakukan pinjaman ke bank sebesar Rp 3,65 triliun untuk memenuhi kebutuhan armada tersebut.

Dengan demikian total kebutuhan anggaran KCI untuk melakukan impor KRL baru, retrofit, dan pembelian KRL baru dari INKA sebesar Rp 8,65 triliun. Adapum pemenuhan kebutuhan armada ini akan dilakukan secara bertahap hingga 2027

"Enggak (cuma buat impor), 24 trainset baru dari INKA, 19 trainset retrofit ke INKA, dan yang impor hanya 3 ini karena untuk mengejar peningkatan kapasitas di tahun 2024," tuturnya.

Baca juga: KCI Investigasi Munculnya Percikan Api di Kolong KRL Jabodetabek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com