Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Pertanian Nasional 2024

Kompas.com - 14/01/2024, 21:24 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, memasuki 2024, industri pupuk nasional maupun global menghadapi peluang dan tantangan yang signifikan.

Pergeseran musim tanam yang disebabkan fenomena El Nino mempengaruhi tren permintaan dan stabilitas harga pasar. Meski demikian, Pupuk Indonesia telah memastikan pemenuhan kebutuhan pupuk nasional dengan kinerja produksi terbaik.

"Sejumlah inovasi dan inisiatif Pupuk Indonesia selama 2023 dan 2024 pun turut digalakkan dalam mendukung pemerintah untuk memastikan percepatan tanam, salah satunya adalah Program Gebyar Diskon Pupuk yang diadakan di 30 kota yang tersebar di Indonesia," kata Rahmad dalam keterangan tertulis, Minggu (14/1/2024).

Baca juga: Bangun Ketahanan Pangan, Anies: Pupuk dan Benih Berkualitas Harus Mudah Didapat dan Murah

Rahmad mengatakan, tujuan dari program Gebyar Diskon Pupuk tersebut adalah untuk memberikan kemudahan akses pupuk nonsubsidi dengan harga terjangkau, terutama bagi kelompok tani yang belum termasuk sebagai penerima pupuk subsidi.

"Alhamdulillah, Pupuk Indonesia telah berhasil menutup 2023 dengan pencapaian kinerja produksi yang positif. Tentunya hal ini dapat tercapai atas dukungan seluruh insan, baik di holding maupun anak-anak perusahaan," ujarnya.

Rahmad mengatakan, sepanjang 2024, pihakmya akan terus menjalankan mandat dari pemerintah yakni membantu petani dengan penyediaan pupuk, menjaga ketahanan pangan, dan melakukan transformasi bisnis yang lebih rendah karbon dan berkelanjutan.

Selain itu, perusahaan akan terus menggalakkan berbagai program yang dapat memacu produktivitas pertanian Tanah Air, salah satunya melalui program Gebyar Diskon Pupuk.

"Lewat program ini, kami berharap petani bisa mendapatkan kemudahan bukan hanya dari ketersediaan pupuk, tetapi juga dari sisi keterjangkauan dan pemerataan akses," tuturnya.

Rahmad mengatakan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 26 triliun pada 2024 untuk pupuk subsidi sebesar 4,7 juta ton guna memenuhi kebutuhan pupuk pada musim tanam pertama.

Selanjutnya, pemerintah berencana menambah kuota subsidi pupuk senilai Rp 14 triliun, tambahan alokasi ini bisa dimanfaatkan petani pada musim tanam kedua tahun 2024.

Ia mengatakan, dampak positif dari subsidi ini akan terfokus pada peningkatan produktivitas pertanian yang diperkirakan mencapai sebesar 8 persen untuk tanaman padi.

"Hingga Desember 2023, Pupuk Indonesia memiliki kinerja produksi yang cukup baik, yaitu mencapai 18,71 juta ton, terdiri dari 7,69 juta ton Urea, 3,06 juta ton NPK, 814 ribu ton pupuk lainnya, dan non pupuk sebesar 7,13 juta ton (amonia, asam sulfat, asam fosfat, dan lainnya)," kata dia.

Di samping itu, Rahmad mengatakan, pupuk Indonesia juga memberikan kontribusi yang sangat positif dalam pemenuhan pupuk subsidi, yaitu menyalurkan 100 persen dari jumlah yang telah ditetapkan.

Hal ini, kata dia, mencerminkan dedikasi perusahaan untuk mendukung petani dan memastikan ketersediaan pupuk yang memadai bagi pertanian nasional.

"Proyek-proyek pengembangan kapasitas produksi, seperti Proyek Pusri IIIB, PSN Kawasan Industri Fakfak, dan pengembangan pabrik pupuk NPK di Anak Perusahaan adalah salah satu langkah strategis Pupuk Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan pupuk nasional," kata dia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com