Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Kompas.com - 16/01/2024, 17:31 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada Selasa (16/1/2024). Hal ini berbeda dengan rupiah yang melemah pada penutupan perdagangan pasar spot.

IHSG ditutup pada level 7.242,78 atau naik 18,7 poin (0,26 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.224.

Mengutip RTI, sebanyak 272 saham melaju di zona hijau dan 241 saham di zona merah. Sedangkan 258 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 11,5 triliun dengan volume 21,3 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Top gainers yang mendorong IHSG yakni Chandra Asri Petrochemical (TPIA) yang melonjak 10,2 persen menjadi ditutup pada level rp 3.560 per saham. Dilanjutkan oleh Chandra Renewable Energy (BREN) yang naik 10,1 persen ke posisi Rp 4.880 per saham. Dilanjutkan oleh Barito Pacific (BRPT) yang meningkat 4,9 persen ke posisi Rp 1.065 per saham.

Top losers yaitu Tower Bersama Infrastructure (TBIG) ambles 4,4 persen ke posisi Rp 1.940 per saham. Dilanjutkan oleh Sarana Menara Nusantara yang turun 3 persen ke level 955 per saham. Kemudian, Siloam International Hospital (SILO) yang melemah 2,2 persen ke level Rp 2.200 per saham.

Sementara itu, Bursa Asia ditutup mayoritas pada teritori negatif, dengan penurunan Strait Times melemah 0,45 persen (14,4 poin) pada level 3.184,99, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 2,1 persen (350,41 poin) pada level 15.865,92, dan Nikkei terkoreksi 0,79 persen (282,6 poin) pada level 35.619,19. Sementara itu, Shanghai Komposit bertambah 0,27 persen (7,7 poin) pada posisi 2.893,99.

Baca juga: Apa Itu Saham Syariah: Pengertian, Karakteristik, dan Indeks

Sedangkan pada awal perdagangan, bursa Eropa bergerak negatif dengan penurunan FTSE 0,45 persen (34,4 poin) pada level 7.559,94, dan GDAXI terkoreksi 0,63 persen (104,65 poin) ke posisi 16.513,57.

Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup melemah. Pada pukul 14.50 WIB, Mata Uang Garuda ditutup pada level Rp 15.592 per dollar AS atau turun 0,01 persen dibandingkan sebelumnya Rp 15.554 per dollar AS.

Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Selasa (16/1/2024) pada level Rp 15.592 per dollar AS, atau melemah dari nilai tukar Senin (15/1/2024) pada level Rp 15.555 per dollar AS.

Baca juga: Agus Martowardojo Beli Saham GOTO Seharga Rp 2 Per Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com