Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Geliatkan Perekonomian Masyarakat Pasuruan, PGN Suplai 8.000 MMBTU Per Bulan Gas Bumi ke Mayora Indah

Kompas.com - 17/01/2024, 11:49 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengoptimasi layanan gas bumi untuk mendukung penggunaan energi bersih dengan menyalurkan gas bumi rata-rata 8.000 metric million british thermal unit (MMBTU) per bulan kepada PT Mayora Indah, Tbk. 

Pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pasuruan-Malang kilometer (km) 25, Desa Bakalan, Kecamatan Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) itu bergerak di bidang makanan olahan dengan jenis produksi wafer dan biskuit. 

Mayora Indah telah sepakat dan menandatangani kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan perusahaan Subholding Gas Pertamina tersebut. 

Penandatangan itu diwakili Area Head Pasuruan PGN Heri Frastiono dan Senior Factory Manager PT Mayora Indah, Tbk Emroni Kurniawan dengan ketentuan produk basis kontrak bulanan dan sub produk khusus Bronze 3. 

Besaran kontrak yang telah disepakati kedua belah pihak pada kondisi normal, yaitu minimal 8.050 MMBTU per bulan dan maksimal 10.465 MMBTU per bulan. 

Baca juga: PGN Salurkan Gas Alam Cair ke Smelter di Sulawesi Tenggara

Heri berharap, para pelanggan PGN dapat merasakan benefit dari energi gas bumi dalam meningkatkan produktivitas industri dan produk yang berdaya saing.

“Kami juga optimistis pemanfaatan gas bumi dapat berdampak multiplier dalam menumbuhkan dan menggeliatkan kegiatan perekonomian masyarakat di sekitar wilayah/pelanggan yang memanfaatkan gas bumi sebagai energi penggeraknya,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (17/1/2024).  

Dia menyebutkan, hal itu juga selaras dengan visi misi PGN dalam mendukung pemerintah memberikan solusi energi bersih ramah lingkungan dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Hal itu dilakukan melalui peningkatan pemanfaatan gas bumi pada masa transisi energi,” ujarnya. 

Heri juga berterima kasih atas kepercayaan Mayora Indah yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar utama dalam proses produksinya. 

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dia berharap, adanya lokasi pabrik baru di Purwosari dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian, khususnya di wilayah Pasuruan. 

PGN memastikan bahwa ekspansi pengembangan infrastruktur gas bumi andal dan aman untuk menyuplai kebutuhan gas di Mayora Indah.

Adapun Mayora Indah-Purwosari mempercayakan PGN dan menjadikan gas bumi sebagai bahan bakar utama untuk pabrik terbaru yang dibangun oleh Mayora Group di Provinsi Jatim.

Semua peralatan produksi di Mayora Indah-Purwosari didesain dengan menggunakan gas bumi yang bersih dan ramah lingkungan. 

PGN Sales and Operation Region III Area Pasuruan telah melayani kebutuhan gas bumi kepada pelanggan industri, komersial, dan rumah tangga.

Dalam hal ini, pelanggan industri sebagian besar bergerak di sektor food, chemical, ceramic, basic metal, compressed natural gas (CNG), dan textile

Baca juga: Dukung Daya Saing Industri Baja, PGN Area Tangerang Suplai Gas ke PT Aneka Baja Perkasa Industri

PGN berkomitmen menjaga ketahanan pasokan gas dan mengalirkan gas bumi secara terus menerus selama 24 jam per hari dan 7 hari dalam sepekan dengan harga yang kompetitif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com