Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hal yang Perlu Diwaspadai Sektor Jasa Keuangan pada 2024

Kompas.com - 23/01/2024, 20:04 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor jasa keuangan Indonesia perlu mewaspadai 3 hal yang dapat menjadi peluang atau tantangan selama 2024.

Peneliti Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Indonesia Etika Karyani menjelaskan, 3 hal tersebut adalah adanya tahun politik, suku bunga tinggi, dan endemi Covid-19.

"Yang menarik di tahun politik ini adalah kemungkinan konsumsi naik, investasi tertahan," kata dia dalam CORE Economic Outlook Sectoral 2024, Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 4,9-5 Persen pada 2024

Penting diingat, tahun ini Indonesia akan mengadakan pemilihan umum pada Februari dan pemilihan kepada daerah (pilkada) pada November.

Selain itu, Etika menjelaskan suku bunga juga diproyeksikan masih akan berada di tingkat yang tinggi sebesar 6 persen selama beberapa waktu.

Bank Indonesia (BI) disebut baru merencanakan menurunkan suku bunga acuan pada kuartal II-2024.

Hal itu masih perlu melihat arah pertumbuhan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.

"Kalau dia menurunkan di kuartal I-2024 ini, mungkin BI juga akan menurunkan," imbuh dia.

Baca juga: Strategi Forum Negara Kepulauan Dongkrak Ekonomi Biru

Di sisi lain, faktor inflasi juga masih perlu ditinjau dan dipastikan berada di target 1,5 sampai 3,5 persen.

Terakhir, adanya endemi Covid-19 yang semakin nyata juga akan memberikan katalis positif untuk sektor jasa keuangan.

Pasalnya, masyarakat mulai meningkatkan aktivitas dan konsumsi.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan industri jasa keuangan Indonesia masih akan menghadapi berbagai tantangan di tengah ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik pada 2024.

Baca juga: Tiga Tantangan Global yang Bayangi Ekonomi Indonesia Tahun Depan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, pada dasarnya tekanan pada pasar keuangan di akhir 2023 sudah mereda.

"Namun, kami tetap mewaspadai beberapa faktor risiko yang saat ini tetap dihadapi dan berpotensi akan berlanjut pada tahun ini, termasuk kondisi suku bunga yang masih di level yang tinggi," kata dia

Ia menambahkan, suku bunga tetap akan mendapatkan perhatian meskipun diprediksi tidak akan naik lagi, bahkan diperkirakan turun pada 2024.

Menurut dia, bank sentral Amerika Serikat, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps pada 2024.

Selain itu, risiko berikutnya datang dari tren perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Seluruh proyeksi dari lembaga multilateral dan analis menunjukkan pertumbuhan ekonomi di 2024 akan lebih rendah dari 2023.

"Terutama karena pertumbuhan di Tiongkok dan negara-negara Eropa yang melambat," tandas dia.

Baca juga: Ini Ramalan Terbaru Ekonomi Indonesia dari OECD

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com