Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil Klaim Selamatkan Investasi Mangkrak Rp 558,7 Triliun, Ada Pabrik Semen hingga PLTS

Kompas.com - 24/01/2024, 17:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melaporkan, sejak 2019 sampai 2023 mampu menyelamatkan investasi yang berpotensi mangrak sebesar Rp 558,7 triliun.

Bahlil mengatakan, pemimpin Kementerian Investasi sebelumnya menwariskan investasi yang berpotensi mangrak sebesar Rp 708 triliun.

Kementerian Investasi, kata dia, memberikan fasilitas agar investasi skala besar, menengah, dan kecil tersebut dapat diselamatkan.

"Alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 tahun, investasi mangkrak itu bisa eksekusi Rp 558,7 triliun atau 78,9 persen," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Kinerja Investasi Tahun 2023 di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: BKPM Ungkap Alasan Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI

Bahlil mengatakan, sebagian investasi yang diwariskan pemimpin Kementerian Investasi sebelumnya tidak dapat dieksekusi lantaran perusahaan-perusahaan mundur akibat pandemi Covid-19.

"Bukan kita tidak mau eksekusi tetapi memang perusahaan mengalami program internal karena persoalan Covid-19," ujarnya.

Bahlil mencontohkan sejumlah proyek mangkrak yang bisa diselamatkan yaitu Lottee Chemical di Cilegon. Ia mengatakan, investasi perusahaan tersebut mangkrak sekitar 5 tahun dan nilai investasinya sekitar Rp 60 triliun.

"Sekarang progresnya mencapai 80 persen," tuturnya.

Baca juga: Mahfud MD Ingin Mundur dari Menteri Jokowi, Bahlil: Mungkin Bisa Dibicarakan Baik-baik...

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan, proyek petrokimia yang kembali memulai pekerjaan pada 2022.

Kemudian investasi Masdar yang mengembangkan PLTS terbesar di Asia Tenggara. Proyek tersebut, kata dia, mangkrak sekitar 5 tahun.

"Lalu Pabrik Semen yang ada di Kalimantan Timur, itu alhamdulillah sudah produksi itu contoh," ucap dia.

Baca juga: Bahlil Sindir Tom Lembong, Warisi Investasi Mangkrak Rp 708 Triliun

RI masih negara favorit investasi

Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini Indonesia masih menjadi negara favorit tujuan investasi. Hal ini tercermin dari kinerja penanaman modal di Indonesia yang relatif baik ketimbang negara lain.

Isu itu menjadi bahan diskusi pada salah satu rangkaian kegiatan forum Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) ke-61 yang membahas iklim investasi di Indonesia.

"Keunggulan Indonesia salah satunya termasuk sebagai negara tujuan foreign direct investment (FDI) global, dan masuk dalam 20 negara teratas," Direktur Kerja Sama Regional dan Multilateral Kementerian Investasi/BKPM Fajar Usman dalam keterangannya dikutip Kamis (19/10/2023).

Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan nilai kerangka investasi yang baik. Berdasarkan data dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (Unctad), skor kerangka fasilitas investasi RI mencapai 18. Angka tersebut menempatkan RI berada di peringkat ke dua dan setara dengan Thailand.

Sebagai perbandingan, Malaysia dan Singapura sanggup mereguk skor 19 dan di peringkat pertama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com