JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2023. Hingga akhir Desember 2023, BRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 17,5 persen menjadi Rp 60,4 triliun.
“Selama 2023, BRI membukukan laba Rp 60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen YoY (year on year/secara tahunan). Laba BRI tersebut menjadi hak pemegang saham melalui pembayaran pajak dan dividen,” kata Direktur Utama BRI Sunarso di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Seiring dengan perolehan laba, aset BRI juga tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 1.965 triliun per Desember 2023.
Baca juga: Bos BRI Sebut Pekerjaan Ini Tak Bakal Digantikan Kecerdasan Buatan
Sunarso mengatakan, mayoritas laba bersih BRI sebesar Rp 60,4 triliun tersebut pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas.
“Nantinya itu selanjutnya akan digunakan negara untuk rakyat memelalui berbagai program pemerintah,” lanjut dia.
Sunarso mengungkapkan pertumbuhan laba yang terjadi secara konsisten akibat pengelolaan bisnis yang dilakukan dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang benar. Serta, efisiensi yang terus meningkat dari hasil tranformasi digital perusahaan.
Dari sisi oprasional, BRI juga meningkatkan efisiensi yang tercermin dalam Cost to Income Ratio, atau Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional/ BOPO sebesar 41,9 persen atau lebih baik dibandingkan tahun 2022 sebesar 47,4 persen.
Baca juga: BRI Bakal Selesaikan Penyaluran KUR Sebelum September 2024
“Makin rendah rasionya, maka makin efisien artinya. Ini tidak lepas dari transformasi digital yang kita jalankan, dan keberhasilan itu terbukti dari kinerja BRImo,” ujar dia.
Sunarso mengatakan, dampak dari era suku bunga tinggi mengharuskan BRI menjaga ratio likuiditas dalam level yang memadai.