Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Ketenagakerjaan: Lulusan SMA dan SMK Paling Banyak Menganggur

Kompas.com - 05/02/2024, 17:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dan Pengamat Ketenagakerjaan Tadjuddin Noer Effendi mengungkapkan, berdasarkan hasil kajiannya, tingkat pengangguran yang paling banyak di Indonesia berasal dari lulusan SMA dan SMK.

Dia bilang, meskipun lulusan SMK dalam pendidikannya diharapkan bisa langsung bekerja lantaran sudah dibekali dengan ilmu praktik lapangan, namun belum berdampak ketika dilepas secara profesional.

Pengangguran kita paling banyak dari sekolah menengah baik SMA dan SMK yang diharapkan bisa bekerja sesusah lulus itu justru yang paling besar juga tingkat penganggurannya,” ujarnya dalam diskusi Pemilu 2024: Strategi Perluas Lapangan Kerja yang disiarkan FMB 9 Kominfo secara virtual, Senin (5/2/2024). 

Baca juga: Bahlil: Realisasi Investasi 2023 Tembus Rp 1.418 Triliun, Serap 1,82 Juta Tenaga Kerja

Menurut dia, masih kurangnya gelontoran investasi luar negeri ke Indonesia menjadi salah satu faktor minimnya penyerapan tenaga kerja dan ketersediaan lowongan pekerjaan.

Dia mencontohkan, di tahun 2019, China pernah merelokasikan sebanyak 25 industri perusahaannya ke Asia. Dari total itu ada 23 industri yang dibuka di Vietnam, 1 di Malaysia dan 1 sisanya di Thailand.

Sementara Indonesia tidak menjadi negara tujuan. Padahal kesempatan itu bisa dimanfaatkan untuk membuka banyak lapangan kerja di Tanah Air.

Ternyata setelah diselidiki alasan mengapa China enggan membuka usaha industrinya di Indonesia adalah lantaran sulitnya mengurus izin, kondisi politik tidak stabil, hingga kompetensi sumber daya manusianya yang tidak memadai.

Oleh sebab itu dia berharap, pemerintah bisa hadir dalam menuntaskan persoalan itu.

“Karena kalau semakin banyak lulusan SMA atau SMK tapi tindakan di lapangan pekerjaan yang tersedia, kita tertinggal. Kalau kita tidak tidak mencari jalan keluar, tidak ada investasi, ya tidak ada lapangan kerja yang terbuka,” jelas dia.

Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebesar 5,32 persen.

Artinya, angka pengangguran turun 0,54 persen dibandingkan Agustus 2022. Data tersebut juga menunjukkan angka pengangguran menurun 0,13 persen dibandingkan Februari 2023.

Total pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebanyak 7,86 juta orang, turun sekitar 560.000 orang dibandingkan dengan Agustus 2022.

Baca juga: Tantangan Dunia Bisnis 2024, dari Ketersediaan Tenaga Kerja Ahli, Resesi Global, hingga Adopsi AI

Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2022 mencapai 8,4 juta orang atau sekitar 6 persen dari angkatan kerja, yang jumlahnya 143 juta.

Kemudian pada 27 November 2023, penurunan jumlah pengangguran disebabkan berkurangnya tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan rendah dan menengah.

Sementara, tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan tinggi atau berkuliah justru bertambah.

Tingkat pengangguran pada kelompok yang pendidikan terakhirnya tamat SD dan SMP turun sekitar masing-masing 1 persen dibandingkan dengan setahun yang lalu.

Penurunan pada kelompok yang pendidikan terakhirnya SMA angkanya lebih rendah, yakni 0,4 persen. Sedangkan pada kelompok pendidikan diploma, pengangguran meningkat 0,2 persen dan pada kelompok pendidikan terakhirnya sarjana universitas.

Baca juga: Daftar 10 Provinsi dengan Pengangguran Tertinggi, Banten Urutan 1, Jakarta Masuk 5 Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com