Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airbus Targetkan Pengiriman 800 Pesawat pada 2024

Kompas.com - 16/02/2024, 14:50 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Airbus berencana untuk mengirimkan lebih banyak pesawat ke pelanggan pada tahun 2024 bahkan ketika masalah rantai pasokan terus menimpa pabrikan pesawat Eropa tersebut.

Dalam laporan kinerja 2023, Airbus melaporkan hasil yang baik untuk bisnis pesawat komersialnya. Perusahaan mengisyaratkan bahwa masih banyak lagi yang akan datang tahun ini dengan menetapkan target pengiriman 800 pesawat komersial, 65 lebih banyak dibandingkan tahun 2023.

“Kami mengalami kemajuan dalam peningkatan produksi dengan latar belakang lingkungan operasi yang masih kompleks dan dipengaruhi oleh tantangan rantai pasokan dan konflik geopolitik, jadi menurut saya, ini merupakan pencapaian yang cukup baik,” kata CEO Airbus Guillaume Faury mengutip CNBC, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Kemenhub Cabut Larangan Terbang Pesawat Boeing 737 MAX 9

Faury mengindikasikan bahwa Airbus tidak akan melihat adanya hambatan jangka pendek dari maskapai penerbangan. Airbus juga mendapatkan banyak pesanan untuk jet berbadan sempit A320.

“Apa yang terjadi di industri yang lebih luas. Jika mengacu pada situasi pesaing, jelas berdampak,” kata Faury.

Namun dia mengatakan perusahaan fokus pada pesanan dengan pelanggan yang sudah ada. Perusahaan juga tidak bergantung pada apa hal - hal yang terjadi di luar saat ini.

Faury menegaskan, pembukaan pesanan pesawat baru akan tersedia pada dekade selanjutnya. Sehingga ini akan lebih berdampak pada posisi kompetitif kedua perusahaan dalam jangka panjang dibandingkan jangka pendek.

Airbus melaporkan, laba sebelum bunga dan pajak yang disesuaikan naik 4 persen menjadi 5,8 miliar euro atau 6,2 miliar dollar AS. Pendapatan perusahaan juga naik 11 persen.

Perusahaan juga mengumumkan rencana untuk membayar dividen khusus kepada pemegang saham selain dividen reguler, yang mencerminkan prospek pertumbuhan dan neraca yang kuat termasuk cash yang meningkat 14 persen menjadi 10,7 miliar euro.

Nasib Airbus bertolak belakang dengan rivalnya, Boeing. Saat ini Boeing sedang berjuang melawan masalah pengendalian kualitas manufaktur setelah insiden pesawat jet 737 Max 9 bulan lalu.

Baca juga: Cathay Pacific Borong 32 Pesawat Airbus A320neo Senilai Rp 71,64 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com