Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Dampak Resesi Jepang ke Kinerja Ekspor Indonesia

Kompas.com - 17/02/2024, 11:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang masuk ke dalam jurang resesi setelah perekonomiannya mengalami kontraksi pada periode Oktober-Desember 2023.

Resesi teknis terjadi karena Jepang telah mencatat penurunan berturut-turut pada produk domestik bruto (PDB) secara kuartalan yang kedua.

Dikutip dari CNBC, PDB Jepang sementara mengalami kontraksi 0,4 persen secara tahunan pada Kuartal IV-2023. Pada kuartal sebelumnya, PDB Jepang sudah mulai mengalami pelemahan 2,9 persen.

Ekonomi Jepang juga susut 0,1 persen pada kuartal IV dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka tersebut lebih lemah dari ekspektasi ekspansi senilai 0,3 persen.

Tren ini berlanjut setelah pada Kuartal III-2023 ekonomi Jepang juga merosot 0,4 persen secara kuartalan.

Di sisi lain, kosumsi swasta turun 0,2 persen secara kuartalan pada kuartal IV-2023. Angka tersebut berbeda dibandingkan perkiraan median yang memproyeksikan ekspansi sebesar 0,1 persen.

Baca juga: Jepang Resesi, Ekspor Batu Bara, Karet, hingga Nikel dari RI Bisa Terpukul

Resesi Jepang Berdampak ke Kinerja Ekspor RI

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, resesi Jepang ini berdampak ke kinerja ekspor Indonesia. Pasalnya, Jepang merupakan salah satu negara mitra dagang utama Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 Indonesia. Pada Januari lalu, nilai ekspor Indonesia ke Negeri Sakura mencapai 1,46 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 22,78 triliun.

"Jadi situasi resesi yang ada di Jepang bisa berpengaruh cukup besar bagi kinerja ekspor Indonesia, karena Jepang adalah negara mitra dagang tradisional," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Walau Jepang Resesi, Pasar Sahamnya Tetap Hijau

 


Sebagai informasi, salah satu pertanda masuknya suatu negara ke dalam resesi ialah adanya penurunan aktivitas perekonomian sehingga dari sisi permintaan pun melemah. Hal ini yang kemudian akan membuat pelemahan ekonomi Jepang berdampak ke Indonesia.

Jika melihat data BPS, nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebenarnya telah turun signifikan pada Januari lalu.

Tercatat nilai ekspor Indonesia ke Jepang ambles 22,73 persen secara tahunan dari nilai ekspor 1,89 miliar dollar AS atau setara Rp 29,49 triliun pada Januari 2023.

Bhima memperkirakan, sejumlah komoditas utama ekspor nasional yang bakal terdampak oleh resesi Jepang yaitu batu bara, komponen elektrik, nikel, perhiasan, barang-barang dari kayu dan turunannya, karet, hingga perikanan.

"Ini daftar barang yang akan terdampak, karena nilainya sangat besar dan kondisi domestik di Jepang semakin diperburuk oleh demografi yang semakin besar usia non produk atau lansianya sehingga berpengaruh terhadap konsumsi," ucapnya.

Baca juga: Susul Jepang, Inggris Masuk ke Jurang Resesi

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com