JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib mengatakan produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan berhenti dari kebiasaan merokok.
Menurut dia, pemanfaatan tembakau alternatif membuat potensi risiko kesehatan dapat berkurang dibandingkan dengan lanjut merokok.
"Menghalangi orang untuk tidak merokok akan berat sekali, sehingga salah satu cara yang bisa digunakan adalah memanfaatkan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko. Hal ini bisa digunakan untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan,” kata Khotib dalam keterangan di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Baca juga: Asosiasi: Produk Tembakau Alternatif untuk Tekan Prevalensi Merokok
Ia mengatakan tembakau alternatif berupa rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin juga sering dicap sama berbahayanya dengan rokok lantaran mengandung nikotin.
Padahal, produk alternatif tersebut punya profil risiko lebih rendah ketimbang rokok.
Akademisi Kesehatan Masyarakat di Universitas Auckland, Selandia Baru, Marewa Glover mengungkapkan informasi yang keliru terhadap nikotin menjadi penghalang utama bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah ketimbang rokok.
“Pemahaman keliru tentang nikotin telah membuat sebagian perokok dewasa enggan menggunakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin,” kata Marewa.
Baca juga: Asosiasi Sebut Produk Tembakau Alternatif Bisa Turunkan Prevalensi Merokok
Organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok serta bukan penyebab utama kanker, tetapi TAR.
Hal tersebut diperkuat oleh data National Cancer Institute Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker.