JAKARTA, KOMPAS.com - Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, dinilai memiliki potensi besar untuk membantu menurunkan prevalensi merokok secara global.
Pasalnya, produk-produk tembakau alternatif tersebut menerapkan pendekatan pengurangan bahaya tembakau.
Ketua Umum Asosiasi Vaporizer Bali (AVB) I Gde Agus Mahartika mengatakan, masyarakat, khususnya perokok dewasa, harus diberikan sosialisasi terkait profil risiko dan pemanfaatan produk tembakau alternatif. Alasannya, produk ini kerap diinformasikan sama berbahayanya dengan rokok.
Baca juga: Cegah Misinformasi, Asosiasi Minta Sosialisasi Produk Tembakau Alternatif Dioptimalkan
Padahal, secara kajian ilmiah, produk ini memiliki profil risiko yang lebih rendah ketimbang rokok. Sejumlah penelitian ini sudah dilakukan baik di Indonesia maupun mancanegara.
Agus menjelaskan, produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok berdasarkan penelitian di dalam maupun luar negeri.
"Asosiasi pelaku usaha berharap pemerintah dapat mendukung penelitian lebih lanjut agar perokok dewasa dapat memanfaatkan produk tersebut dengan lebih maksimal,” ungkapnya, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (12/12/2023).**
Dalam forum internasional bertajuk “Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), Challenges and Prospects for WHO” yang diselenggarakan secara virtual, beberapa waktu lalu, koordinator Corporación Acción Técnica Social Kolombia, platform layanan pengurangan bahaya tembakau, Maria Alejandra Medina, mengatakan produk tembakau alternatif adalah suatu pendekatan inovatif bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.
Baca juga: Tekan Prevalensi Merokok, Bagaimana dengan Produk Tembakau Alternatif?