Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sarankan Pemerintah Lebur Kemendag dan Kemenperin, Ini Sebabnya

Kompas.com - 23/02/2024, 15:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Indef Aviliani menyarankan pemerintah untuk menggabungkan atau melebur Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Perindustrian.

Penggabungan tersebut menurut dia, karena kedua kementerian itu sering bertentangan dalam menentukan kebijakan seiring dengan target mereka yang berbeda.

“Misalnya begini, yang satu berpikir mana yang boleh ekspor-impor sementara yang satu harus mikir bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan. Sedangkan kita kan butuh sektor-sektor yang menciptakan lapangan pekerjaan kan, harusnya kita mikir perindustrian juga kan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Baca juga: Curhat Pejabat Kemendag Sebagian Anggarannya Diblokir Sri Mulyani

“Nah kalau tidak digabung akhirnya perdagangan memikirkan mana yang boleh dikaitkan impor tapi dari perindustrian harus berkaitan dengan industri sehingga sering bertentangan,” sambungnya.

Aviliani menilai apabila kedua kementerian itu digabungkan, kebijakan pun akan sejalan. Sehingga diharapkan kinerja perdagangan ataupun perindustrian di Indonesia bisa lebih sehat dan berkembang.

“Dulu sudah benar tuh digabungkan, bagus. Kalau sekarang dengan tidak digabungkan ini repot urusannya,” pungkasnya.

Berdasarkan catatan Kompas.com, kedua kementerian itu sempat digabungkan pada masa Presiden Soeharto tahun 1995, hingga masa kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

Baca juga: Kemenperin Endus Sinyal Positif Manufaktur Indonesia di Tengah Suasana Pemilu dan Pilpres 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com