Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Bakar Gas Diklaim Hemat untuk Kendaraan Umum dari Taksi hingga TransJakarta

Kompas.com - 26/02/2024, 17:35 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan bakar gas (BBG) diklaim hemat untuk kendaraan umum seperti taksi, angkot, bajaj, hingga bus TransJakarta. Selain itu, BBG memiliki emisi yang lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan ketimbang bahan bakar fosil.

Untuk itu, PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) sebagai Subholding Gas Pertamina, akan terus memberikan layanan GasKu sebagai bahan bakar gas ramah lingkungan.

"Kendaraan yang paling banyak menggunakan BBG saat ini adalah kendaraan umum sekitar 90 persen, seperti taksi, bajaj, angkot, dan Trans Jakarta. Jenis kendaraan tersebut mendapat benefit paling besar yakni dari sisi efisiensi biaya bahan bakar," ujar Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah melalui keterangannya, Senin (26/2/2024).

Penghematan tersebut, lanjutnya, karena jumlah kilometer per harinya paling banyak. Saat ini harga BBG itu hanya Rp 4.500 per liter, sehingga ada penghematan sekitar 55 persen pada operasional kendaraan umum tersebut.

Baca juga: Pertamina Kenalkan BBG GasKu di IIMS 2024, Harga Rp 4.500 per Liter

Gagas juga terus mendorong infrastruktur BBG, sebagai upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satu target NZE ini yakni pengurangan emisi dari kendaraan bermotor hingga 25-35 persen.

Selanjutnya, Gagas juga memperluas kerja sama penggunaan BBG. Salah satunya dengan bekerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird. Perusahaan taksi ini sejak 2017 sudah mempunyai inisiatif untuk memakai BBG pada armadanya.

Selain itu, Blue Bird memiliki komitmen berkelanjutan “Blue bird 5030” yaitu mengurangi 50 persen emisi sampai tahun 2030. Dengan fokus pada perbaikan lingkungan, karena dampak terhadap lingkungan cukup besar.

"Dari emisi yang keluar dari pemakaian gas dibandingkan kendaraan biasa sekitar 60 persen (lebih rendah), karena karbon lebih sedikit dan polutan lain berkurang, sehingga lebih ramah lingkungan," tambah VP Teknik Blue Bird Group Astu Rahindo.

Baca juga: Pilot Project Konversi Sepeda Motor BBG Libatkan Mitra Ojol

Sehingga, saat ini sudah 3.200 armada Blue Bird yang memakai BBG atau sekitar 25 persen dari total armada yang dimiliki oleh Blue Bird. Pada 2024, Blue Bird akan kembali menambah 500 armada BBG secara bertahap.

Terakhir, Gagas berharap pemanfaatan BBG makin optimal di masa transisi energi menuju energi baru terbarukan. Sebab, pemanfaatan BBG bisa dilakukan tanpa menambah jumlah kendaraannya, hanya tinggal dipasang konverter ke kendaraan BBM sebelumnya.

"Selain itu, BBG bersumber dari dalam negeri sekaligus dapat menyumbang peran terhadap pengurangan emisi karbon. Pemanfaatan BBG tidak berkompetisi, namun berjalan bersisian dengan bahan bakar lainnya," pungkas Hardiansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com