Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Berakhir Merah, Saham UnitedHralth, Intel, dan Alphabet Melemah

Kompas.com - 29/02/2024, 07:10 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (28/2/2024) waktu setempat. Penurunan harga saham - saham di AS terjadi karena pelaku pasar menantikan laporan inflasi yang akan dirilis pekan ini.

Indeks S&P 500 turun 0,17 persen menjadi ditutup pada level 5.069,76. Nasdaq Komposit melemah 0,55 persen menjadi berakhir di posisi 15.947,74. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 23,39 poin, atau 0,06 persen pada posisi 38.949,02.

UnitedHealth ambles hampir 3 persen dan memimpin penurunan pada Dow Jones. Saham Intel dan Alphabet melemah masing-masing 1,7 persen dan 1,8 persen. Sementara itu, Urban Outfitters terkoreksi 12,8 persen setelah melaporkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal keempat 2023.

Baca juga: Moodys Pangkas Outlook Ekonomi AS Jadi Negatif, Apa Sebabnya?

Investor menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Januari yang akan diumumkan pada hari Kamis, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve.

“Pasar jelas tidak bergerak menjelang laporan PCE,” kata CEO di Infrastructure Capital Advisors Jay Hatfield, dikutip dari CNBC. 

Laporan ini akan muncul ketika pasar mencoba untuk melanjutkan keuntungan yang membawa Dow dan S&P 500 ke rekor tertinggi.

Namun minggu ini, pasar mengalami kesulitan, dan sedikit mengalami penurunan. Indeks-indeks utama sedang menuju minggu negatif kedua dalam tiga minggu terakhir.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi AS 4,9 Persen pada Kuartal III 2023

Pelemahan yang terjadi baru-baru ini terjadi khususnya pada sektor teknologi. Ini telah menimbulkan pertanyaan tentang bertahannya reli yang dipicu oleh kegembiraan atas kecerdasan buatan.

“Booming AI tidak berkelanjutan karena sebagian besar keuntungan saham lebih menyorot tentang pemasaran AI dan booming tersebut,” ungkap kepala investasi di The Bahnsen Group David Bahnsen.

“Hanya satu atau dua perusahaan yang benar-benar mengalami peningkatan pendapatan tertentu dari AI,” lanjut Bahnsen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com