Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup di Zona Hijau, Nasdaq dan S&P 500 Melesat

Kompas.com - 02/03/2024, 08:59 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (2/3/2024) waktu setempat. Indeks Nasdaq Komposit naik ke level tertinggi sepanjang masa pada Jumat melampaui rekornya pada 2021, karena investor bertaruh bahwa saham-saham teknologi megacap.

Indeks Nasdaq naik 1,14 persen menjadi berakhir pada level 16.274,94, dan sempat mencatat rekor tertinggi baru di level 16.302,24 selama sesi tersebut. Sehari sebelumnya, Nasdaq ditutup pada rekor pertamanya sejak November 2021.

S&P 500 juga berakhir hijau dengan kenaikan 0,8 persen menjadi 5.137,08. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 90,99 poin, atau 0,23 persen, menjadi 39.087,38.

Baca juga: Apa Itu Saham Syariah: Pengertian, Karakteristik, dan Indeks

Saham raksasa pembuat chip Nvidia memimpin reli teknologi dengan lonjakan lebih dari 260 persen selama 12 bulan terakhir, atau naik 4 persen pada hari Jumat. Saham Meta juga melonjak lebih dari 2 persen.

Secara mingguan, Nasdaq telah menguat 1,74 persen, sedangkan S&P 500 juga mencapai rekor penutupan pada hari Kamis dengan kenaikan 0,95 persen. Kedua indeks mencatat minggu positif ketujuh selama delapan minggu terakhir.

Dow yang berisikan 30 saham menjadi yang paling lamban dalam sepekan, dengan penurunan 0,11 persen.

Baca juga: Wall Street Berakhir Merah, Saham UnitedHralth, Intel, dan Alphabet Melemah

Nasdaq adalah indeks saham utama AS yang mencapai rekor penutupan tahun ini ketika mencapai rekor pada hari Kamis. Antusiasme terhadap booming AI telah mengangkat saham-saham teknologi dengan kapitalisasi besar dan pasar yang lebih luas sepanjang 2023 dan memasuki tahun ini.

Sementara itu, perlambatan inflasi dan langkah Federal Reserve menuju penurunan suku bunga yang diperkirakan terjadi pada 2024, juga berkontribusi pada pemulihan Nasdaq dari 2022 yang sulit.

“Kami melihat peningkatan besar dalam bidang teknologi karena adanya penekanan besar-besaran pada sektor itu. Ada begitu banyak penekanan pada AI dan reduksI besar-besaran yang terjadi pada akhir tahun 90-an,” kata Managing Partner di Harris Financial Jamie Cox mengutip CNBC.

Baca juga: BNI Sekuritas Gelar Kompetisi Trading Saham dengan Total Hadiah Hingga Rp 2 Miliar

“Pelaku pasar saat ini sama sekali mengabaikan pasar lainnya. Dan hal itu secara umum tidak berjalan dengan baik,” tambah Cox.

Saham-saham di Wall Street menguat bahkan ketika bank regional New York Community Bancorp, sedang bermasalah atau turun 25,9 persen setelah perusahaan pemberi pinjaman itu mengumumkan perubahan kepemimpinan dan mengungkapkan masalah dengan pengendalian internalnya.

Saham bank tersebut sudah turun lebih dari 65 persen pada 2024, dengan beberapa investor khawatir bahwa ini adalah tanda guncangan real estat yang lebih luas di masa depan.

Baca juga: Saham INCO Naik 2 Persen Usai Teken Divestasi dengan MIND ID

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com