Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sintong Arfiyansyah
Pegawai Kementerian Keuangan

Saya adalah pegawai Negeri Sipil yang saat ini bekerja di Kementerian Keuangan.

Mengelola Inflasi Menghindari Defisit Gaji

Kompas.com - 03/03/2024, 16:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARIAN Kompas (27/2/2024), menyoroti masyarakat Indonesia yang terancam mengalami defisit gaji pada periode emas tahun 2045. Defisit ini artinya pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.

Tentu hal ini adalah indikasi yang cukup ironis mengingat bonus demografi Indonesia sedang berada di masa puncaknya masa itu. Untuk itu, diperlukan pergerakan strategis untuk menghindari kondisi tersebut.

Di antara beberapa hal yang menjadi persoalan masyarakat terkait kondisi ini, inflasi menjadi salah satu problem yang paling disorot. Hal ini tentu disebabkan pengaruhnya yang vital terhadap pemenuhan kebutuhan dan penurunan daya beli masyarakat.

Lalu mengapa Inflasi menjadi sorotan dan harus dikendalikan untuk meminimalkan defisit gaji masyarakat pada periode emas?

Inflasi dapat diidentifikasi sebagai kenaikan harga-harga barang dan jasa. Dapat diambil contoh, apabila dalam suatu daerah atau kawasan, inflasi mengalami lonjakan drastis sebesar 100 persen, maka sebetulnya nilai rupiah dalam membeli semua barang mengalami penurunan atau penyusutan sebesar 50 persen.

Ketika uang yang kita simpan sejumlah Rp 100 juta mampu membeli rumah yang kita inginkan, maka ketika inflasi timbul, rumah tersebut menjadi bernilai Rp 200 juta. Kondisi ini ibarat uang kita telah diambil secara halus sebesar 50 persen.

Inflasi adalah “pencuri” yang menggerogoti uang kita secara tidak sadar. Dia tidak peduli di manapun uang tersimpan.

Entah itu berbentuk uang tunai, uang di bank, bahkan uang digital sekalipun. Nilainya akan merosot, seiring dengan melonjaknya harga barang.

Inflasi memang tidak dapat dihindari karena merupakan bagian dari mekanisme ekonomi, namun inflasi dapat memberikan dampak yang cukup baik bila mampu dikendalikan.

Inflasi yang stabil dan diimbangi dengan tingkat produktivitas ekonomi dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

Inflasi dan kenaikan gaji

Mekanisme inflasi cenderung mempunyai kontradiksi dengan kenaikan gaji. Kenaikan gaji yang diberikan kepada pekerja, di sisi lain juga memberikan dampak terhadap kenaikan harga barang.

Sebagai contoh apabila perusahaan ingin meningkatkan gaji pegawainya sebesar 50 persen, tentu membutuhkan tambahan pendapatan untuk mengakomodasi hal tersebut.

Dengan mengesampingkan faktor produksi lain dan dianggap konstan, hal ini tentu mengorbankan aspek harga barang yang harus dinaikkan sebesar 50 persen.

Apabila kondisi ini bersifat umum dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya, kondisi ini dapat menyebabkan inflasi.

Jadi bukan berarti dengan menaikkan gaji pegawai maka defisit gaji akan terminimalisasi, justru kenaikan ini dapat berdampak kepada inflasi yang semakin besar hingga defisit gaji dalam jangka panjang akan terus terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com