Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelapa "Reject" Bakal Dikembangkan jadi Bahan Bakar Pesawat

Kompas.com - 07/03/2024, 10:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah mengkaji potensi pemanfaatan buah kelapa sebagai sumber bahan bakar avtur nabati atau bioavtur. Wacana ini merupakan bagian dari langkah pemerintah mengembangkan bahan bakar berbasis komoditas pangan yang ada di Indonesia.

"Yang tidak kalah penting kelapa juga bisa jadi bioavtur, ini prospeknya sangat besar," kata Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Agar tidak mengganggu pasokan konsumsi masyarakat, Dida mengatakan, kelapa yang akan digunakan bukanlah kepala segar. Ia bilang, kelapa yang akan digunakan justru yang tidak memenuhi kualifikasi untuk konsumsi alias kelapa reject.

"Justru kelapa ini dari kelapa yang reject," katanya.

Baca juga: Temuan KPPU, Tingginya Biaya Avtur Bikin Harga Tiket Pesawat Mahal

Menurutnya, pasokan kelapa tidak layak konsumsi mencukupi. Berdasarkan perhitungannya, dari sebuah pohon kelapa terdapat sekitar 20-30 persen buah yang tidak layak konsumsi.

Dengan demikian, ia mengklaim, penggunaan kelapa untuk BBM tidak akan mengganggu pasokan pangan.

"Banyak sekali potensi yang ada di kebun kita, tapi belum kita optimalkan, ini ruang inovasi yang terus kita dorong," kata dia.

Baca juga: Pemerataan Avtur Krusial, Terutama untuk Bandara-bandara Wilayah 3T

 


Namun demikian, Dida tidak menjelaskan sudah sejauh mana penelitian yang dilakukan terkait potensi penggunaan kelapa sawit ini untuk bahan bakar pesawat.

Dia hanya mengatakan pemerintah terus menggali seluruh potensi yang ada guna melakukan transisi ke sumber energi yang ramah lingkungan dan kemandirian energi.

Upaya pemanfaatan kelapa disebut sebagai bagian dari hilirisasi yang diperintahkan Presiden Joko Widodo. Ia menyebutkan, selama ini kelapa hanya diekspor dalam bentuk mentah.

"Pemanfaatan kelapa untuk bioavtur ini akan memberikan nilai tambah," ucapnya.

Baca juga: Pesawatnya Pakai Bioavtur Pertamina, Bos Garuda: Tak Ada Perbedaan Signifikan dengan Avtur Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com