BANDUNG, KOMPAS.com - Pasar layanan big data di Tanah Air masih terus berkembang. Pasalnya hingga kini belum optimal diserap pasar.
Data Lembaga Riset IDC (International Data Corporation), pasar big data dan analitik di Indonesia tumbuh 14,7 persen pada semester I-2022 atau naik 12,5 persen dari periode sama tahun 2021.
EVP Digital Business and Technology PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Komang Budi Aryasa mengatakan, pertumbuhan pasar tersebut sebetulnya relatif belum memuaskan.
Baca juga: Startup Agritech Aria Manfaatkan Big Data dan Drone untuk Atasi Isu Pertanian
"Sebab, upaya pemanfaatan data dalam skala besar belum masif dilakukan di Indonesia. Artinya masih banyak peluang dan potensi yang bisa digali," kata Komang dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/3/2024).
Aqsath Rasyid Naradhipa, pakar big data, mengafirmasi pernyataan Komang Budi Aryasa.
"Betul itu, pemanfaat data di instansi baik swasta maupun pemerintah, belum maksimal. Tantangannya mulai dari cara melakukan pengumpulan data, pembersihan data, hingga pemanfaatan datanya," tutur dia.
Padahal kalau data bisa dimaksimalkan, bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan, kesalahan bisa diminimalisir, serta dampak dari keputusan bisa lebih tepat.
Baca juga: Integrasi Big Data Diharap Bisa Percepat Pembangunan Smart City
Menurut dia, data digital di perusahaan Indonesia masih banyak yang tercecer dan belum menjadi satu, serta tidak memiliki teknologi mumpuni untuk mengelola dan mengkorelasikan data eksternal dengan data internal.
Sebenarnya, Telkom telah memiliki BigBox yang dapat menjadi solusi dalam mengakselerasi ekosistem digital berkelanjutan melalui pemanfaatan big data.